Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Najwa Shihab dan Wacana Pekerja Kreatif "Milenial" Masa Depan

18 Juni 2019   08:19 Diperbarui: 18 Juni 2019   21:17 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi diambil dari: Kumparan.com

"Jika pun biasa-biasa saja hasilnya sebagai pekerja kreatif, setidaknya kita adalah penemu jalan itu, hidup bebas dengan potensi diri yang kita temukan dari dalam diri kita sendiri".    

   

Sungguh tepatkah pengelolaan ini secara berimbang? Tidak lebih-lebihnya ia "hiburan" hanyalah setitik ruang yang mengrogoti, bukan hanya intelektual tetapi kesadaran untuk menjadi superior kesemuan. Tetapi tidak semua hiburan seperti itu, ada kalanya ia mendidik yang tidak tersentuh pendidikan formal itu.

Dari dalam suatu Desa kini bergema, riuh, bahkan tidak tanggung-tanggung cinta atas dasar kebanggaan berdasar dari suatu kehormatan dan nama besar yang sejatinya bukan dirinya sendiri.

Memang ini menjadi membanggakan, meskipun hanya identitas yang sama menjadi acuan bahwa; kau membawa nama besar suatu Desa, dimana desamu adalah desaku dan "aku bangga atas itu".

Tidak akan pernah salah, identitas sebagai manusia memang rasanya inginnya untuk disatukan. Terlebih ia adalah suatu nama besar yang tersohor, bahkan "nama itu pula yang dapat berkehedak secara politis menggerakan elemen masyarakat yang tergerak", pasti sebagian atau banyak dari orang melekatkan diri padanya.

Kini bukankah menjadi pertanyaan, mengapa orang masuk menjadi anggota Ormas, Partai, atau organisasi-oraganisasi lainnya? Saya kira tentu ini suatu kebanggaan diri, tidak salah, "tetap kebanggan untuk terakui sebagai manusia di kalangan social masyarakat".

Tidak dapat di pungkiri lapangan sosial mutakhir memang begitu gila akan status. Kehendak untuk kuasa yang merajalela, dan menjadi tenar sekejap mata melalui media social. Itulah yang menjadi kuasa indah impian yang semakin nyata harus di raih oleh manusia saat ini dalam setiap eksistensi hidupnya.

Tetapi sikap-sikap konservatif dalam hal ini terkadang ikut me-represi kehendak itu sendiri. Seperti kehendak kuasa yang tidak mau di telanjangi oleh manusia-manusia konservatif di setiap ruangnya, yang tentu semakin kaku dan menghakimi pada setiap apa yang berbeda dari dirinya.

Mereka memandang kepatutan, memandang apa yang dilakukan dahulu setidaknya harus sama dengan dirinya, yang sangat menetukan bagi generasinya itu, "menurutnya". Dan orang konservatif anti pada perubahan-perubahan itu, inginya menjadi apa yang sesuai dengan konsep hidup sebelumnya, tidak berubah menurut nasib baik anggapannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun