Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Demokrasi Mustahil Tanpa Hoaks?

17 April 2019   13:34 Diperbarui: 21 April 2019   22:27 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi keributan karena hoaks. (sumber: thinkstock)

Bicara demokrasi tentu tidak dapat lepas dari siapa dan bagaimana yang berkuasa. Dimulai dari Indonesia muda, yakni di masa Presiden Soekarno. Menurut Soekarno, demokrasi Indonesia merupakan suatu cara dalam membentuk pemerintahan yang membentuk hak kepada rakyat untuk turut serta dalam pemerintahan.

Demokrasi terpimpin sendiri menciptakan hal yang justru anti pada tatanan demokratis sebagai negara. Berbagai hal kontra demokrasi yang ditimbulkan masa demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno; Pembubaran DPR, masa jabatan Presiden seumur hidup, Militer terjun dalam dunia politik, banyaknya penyimpangan UUD 1945, dan masih banyak masalah lainnya sebagai anti demokrasi itu sendiri.

Dewan Perwakilan Rakyat sendiri sangat dibutuhkan pada demokrasi. Bagaimanapun keberadaannya mempunyai peran yang sangat vital bagi rakyat yang ingin menyuarakan aspirasi terhadap negara. DPR adalah akses suara menuju istana Negara, itu lembaga yang legal sebagai fasilitator demokrasi. Menjadi lembaga yang menyatukan rakyat dan penguasa.

Meskipun DPR dinilai tidak mempunyai efek apa-apa bagi kebanyakan masyarakat kini tetapi menurut saya, kualitas DPR memang ditentukan orang yang menduduki jabatan di DPR itu sendiri. 

Jadi masalahnya bukan pada lembaganya, tetapi ada pada manusianya yang memanfaatkan DPR sebagai ajang mencari pendapatan kapital bukan membela kepentingan rakyat. 

Jika ini terjadi mungkin karena untuk menjadi penyelenggara Negara sendiri dibutuhkan modal yang sangat kuat, tentu modal itu sebagai modal memobilisasi suara masyarakat. Dalam demokrasi, pemilu sendiri menjadi menjadi cirri bagaimana jalannya demokrasi di suatu Negara.

Jabatan seumur hidup Presiden sendiri membuat pagar bagi rakyat yang akan berturut serta dalam membangun negara. Jelas, sistem ini bertengangan dengan demokrasi menurut pemahaman Soekarno sendiri bahwa, "setiap rakyat punya hak untuk membangun bangsa dan negara lewat pemerintahan termasuk menggantikannya sebagai Presiden".

Kemudian masuknya Tentara dalam politik menjadi cikal bakal Indonesia melahirkan Orde Baru yang sangat anti demokratis. Adalah soeharto Presiden pada masa kepemimpinan Orde Baru. Bukan hanya menciptakan pemerintahan yang militeristik, totaliternya pemerintahan Orde Baru juga represif terhadap masyarakat sipil yang kritis menetang kebijakan negara.

Melakukan kontrol keras pada kebebasan pers yang menjadi ciri sebagai masyarakat demokratis itu yang dilakukan pemerintahan Orde Baru. Peristiwa Malari (malapetaka 15 januari), malari adalah peristiwa demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari 1974. 

Begitu juga dengan penghilangan aktivis pro reformasi pada tahun 1998, merupakan sedikit banyak dari dipersempitnya ruang sipil dalam konsep penyelenggaraan politik Orde Baru.

Ilustrasi diambil dari historia.id/ peristiwa malaria
Ilustrasi diambil dari historia.id/ peristiwa malaria
Dalam sejarah pemerintahan militer, ia sangat anti demokrasi, bukankah pacasila pada masa orde baru dijadikan dalil membenerkan dirinya dalam tatanan politik Orde Baru? Kesimpulannya, dimana demokrasi ketika jelas pada dasar negara itu tertera, tetapi dalam pelaksanaannya tidak diberlakukan? Bukankah ini hoax terbesar yang terjadi dan di lakukan oleh kekuasaan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun