Upaya berpikir yang mungkin telah menjadi lelah. Sudut media komersial muktahir sudah terlampau banyak. Tetapi kisah seorang penulis pemula telah hambar. Tanpa nama dan data, kapital hanya angan-angan dari setiap jemari-jemarinya saja.
Semakin jauh tanpa nama besar untuk mulai sumbangsinya. Media seperti para Politikus mengumpulkan data, entah benar atau tidak, dikonsumsi oleh publik adalah tujuannya.
Data telah menjadi barang yang dicari-cari sebagai penyangkalan mencoba patut untuk dipercayai. Seakan kebenaran dan pengetahuan menyambah data.
Bukankah pada kenyataannya data hanya akan membuat kita tahu? bukan, atau? Tidak juga membuat kita berpikir kan? Kenyataan yang terbalik. Untuk itu upaya menjadikan orang cerdas sangat jauh dari harapan. Data akan terus disampingkan dengan kebohongan. Menjadikan seseorang cerdas bukanlah dengan data.
Aku kira, ini suatu kesalahan yang dilestarikan. Bukan hanya dari semesta Ideologi Politik tapi dari semesta media-media komersial yang hanya mengundang kapital. Semua bergantung hasil, dan dalam perjalanannya membuat bodoh manusia adalah suatu kelanggengan.
Ketika kecerdasan yang dibuat itu menyadarkan, ide-ide bukanlah kebenaran apalagi dengan data yang mereka agungkan. Mencerdasakan yaitu membuat seseorang berpikir. Jika hanya untuk digurui dengan wacana pengetahuan berbasis data, maka, cukupkah?
Label tahu, bukankah hanya didapat dari dua kata antara benar dan salah? Upaya berpikir membuat suatu kesimpulan yang akan kita buat sendiri. Sejak itu ia memulai petualangan intelektual baru pada kehidupannya yang nyata. Mati dan hidupnya dipantentan pada kekuatan berpikir dari dalam dirinya sendiri dan untuk dirinya pula.
Ini memang akan membuat kerancuan baru pada akhirnya. Mengoncang kemapanan doktrin yang telah lama dibuat media-media. Dalam hal ini media itu menyangkut apapun dari dasar-dasarnya.
Karna pada hakekatnya, media adalah pijakan yang dibuat untuk tujuan tertentu. Dari banyak tujuan-tujuannya, faktor untuk menjadi diuntungan merupakan hal utama. Seperti media indoktrinasi dogma, ideologi untuk halauan politik, dan kesuksesan dalam hikayat masyarakat kapitalisme modern.
Jika kecerdasan itu mencuat, rancangan besar oleh yang diuntungakan akan runtuh. Kesangsian menjadi biang, bahwa, mempertanyakan kembali akan muncul, sudahkan apa yang dilakukan menguntungkan diri? Atau diri dijadikan keuntungan untuk diri-diri lain? Kecerdasan akan mencari bagaimana posisi diri yang nyaman itu. Biarlah bagaimana diri akan pilihan menjadi rujukan.
Memang ada kenyamanan yang tidak didapat antara kucing hutan dan kucing perumahan. Tetapi perkara kebebasan diri merupakan hal dasar dari bagaimana hak yang telah memodifikasi atas nama pencinta hewan. Bila kucing perumahan makan tidak mencari sendiri, tetapi ia adalah obyek hiburan bagi majikannya. Hidup terkukung pada tembok-tembok keliling perumahan.