Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Puisi: Langit Tak Seperti Dulu

14 Februari 2023   19:54 Diperbarui: 19 Februari 2023   22:37 335 36
Dan, rerumputan di halaman masih seperti dulu.

Ia menghijau di antara naungan rerimbunan liar ilalang. Terpaksa bertahan dari terpaan terik mentari siang. Sesekali, menampilkan harmonii tarian angin nan berembus. Lantas sekali mati menyisakan humus.

Kemudian, pohon cemara itupun masih seperti dulu.

Ia tetap kukuh berdiri di tepian terjal jurang. Ketika ranting dan cabang rela menghadang sapuan badai yang menerjang. Sesekali dihiasi pasangan burung yang menitipkan sarang. Lantas menggugurkan dedaun sebagai penanda musim kemarau nan gersang.

Namun, langitku tak seperti dulu.

Ia tak lagi sekadar menampilkan arakan mendung yang dinyanyikan angin. Atau menyimpan jalan rahasia lengkung pelangi yang disisakan hujan. Bukan pula tempat berlabuh cahaya bintang-bintang di kegelapan.

Langit adalah tempat persembunyian rasa sakit. Usai detak waktu tak lagi mampu mengeja jejak tunggu. Padamu.

Curup, 14.02.2023
zaldychan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun