Sepasang kaki letih menjuntai di lantai
Meninggalkan sepasang sandal tua yang berlumur tanah merah
Airmata pagi telah dikeringkan matahari
Bersiap menahan mendung hingga malam ketiga
Untuk cerita yang tersisa, dan untaian doa
Kaki-kaki tetangga lalu lalang di halaman
Membentang benda yang mereka sebut tenda
Melindungi seratus dua puluh kursi sewaan, dan sebelas bangku pinjaman
Satu senyuman terus bertahan, menyimak satu bisikan pelan orang-orang yang datang dan pulang, turut berduka
**
Satu potret usang terpampang di atas meja tua
Membawa pulang ingatan yang enggan menimbang lupa
Tentang dua pertanyaan yang menjadi awal mula cerita
Jika tumpukan keluh tumpang tindih dengan peluh
Butuh cara menepis amarah, melupakan darah, dan menghadirkan gairah
Maka berdengung tanya, kau mau?