Bulir-bulir embun tak pernah sengaja menempuh jalan sunyi. Tetapi, menemani pagi merajah sisa-sisa sepi. Aku bukan butiran embun yang betah terkurung di bilik lamun. Kau adalah embunku.
Pada langit, aku belajar melupakan rasa sakit. Usai jejak dulu menjadi bayang utuh, sebuah rasa yang merampas kenangan. Namun, aku tak mampu menghapus kata itu dari ingatan.
Tak lagi bertanya kepada lupa, apakah mampu aku membasuh air mata. Bila rimbunan hari-hari terbiar berkerumun resah, kugenggam paksa lembaran senja-senja yang basah.