Aku sangat mengerti terjal alur pendakian puncak rasa, yang pernah dan harus dilalui bersama. Berkali, jejak langkah tertunda dan kehilangan arah. Dan bekali tenggelam pasrah mereguk pahit getir rasa. Terluka, tapi tak berdarah.
Tapi sejak detik ini, kuingin semesta bersekutu untuk kebahagiaanmu. Tak lagi perlu bulir bening matamu, kembali hadir untuk mengenang waktu yang berlalu. Pada berlarik-larik doa kutitipkan namamu.