Meski akhirnya selalu kandas di babak perdelapan final, selalu ada cerita menarik dari Tim Sombrero di fase grup. Mulai dari gaya nyentrik Jorge Campos, penampilan bagus Guilermo Ochoa, rekor penampilan Rafael Marquez di Piala Dunia, sampai kejutan Chicharito Hernandez dan Hirving Lozano.
Berangkat dari situ bukan kejutan kalau tim asuhan Gerardo Martino (Argentina) ini dijagokan lolos ke fase gugur di Piala Dunia 2022.
Awalnya, prediksi ini terlihat "on target" karena mampu mendapat satu poin saat jumpa Polandia di laga perdana grup C. Optimisme bahkan sedikit muncul, karena Guillermo Ochoa mampu menggagalkan tendangan penalti Robert Lewandowski.
Meski gagal mencetak gol, skor kacamata melawan Polandia tetap jadi satu modal bagus, karena Argentina sudah menunggu di laga kedua. Dengan catatan panjang Meksiko di Piala Dunia, normal rasanya kalau mereka mampu membuat kejutan.
Tapi, wakil zona CONCACAF ini justru lunglai saat menghadapi Argentina, Minggu (27/11, dinihari WIB). Di laga ini, mereka takluk 0-2.
Dimotori Lionel Messi yang mencetak satu gol dan satu assist untuk gol Enzo Fernandez, Tim Tango sukses bangkit dari kekalahan 1-2 atas Arab Saudi di partai sebelumnya.
Dengan kekalahan ini, posisi Meksiko praktis terjepit. Untuk lolos dari fase grup, kemenangan atas Arab Saudi jadi harga mati.
Itupun masih dengan catatan, Edson Alvarez dkk menang dengan selisih tiga gol, dan Argentina maupun Polandia tidak main mata di partai lain untuk sama-sama lolos.
Tentu saja, mereka butuh keberuntungan di sini. Kebetulan, baik Argentina maupun Polandia pasti akan berusaha mengejar posisi juara grup, demi menghindari kemungkinan bertemu Prancis di babak selanjutnya.
Jika mampu lolos dari lubang jarum, Meksiko akan mempertahankan satu tradisi unik mereka di Piala Dunia. Meski akhirnya masuk kotak lagi di babak perdelapan final, ini akan jadi sebuah rekor yang mungkin bisa diperpanjang di edisi berikutnya.
Kebetulan, Meksiko (bersama Amerika Serikat dan Kanada) terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2026. Biasanya, negara yang jadi tuan rumah akan otomatis lolos.
Jika akhirnya harus masuk kotak, ini akan mengulang capaian di Piala Dunia 1978, saat tersingkir di fase grup. Bukan satu hal yang bagus, untuk negara yang relatif konsisten selama hampir tiga dekade terakhir.
Tapi, apapun capaian mereka di Qatar nanti, seharusnya itu bisa jadi modal untuk  lebih baik di masa depan, karena stagnasi atau tanda-tanda penurunan yang ada sudah terdeteksi lebih awal.
Akankah El Tri lolos dari lubang jarum?
