Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Kemenangan Cerdas Liverpool

21 Januari 2022   13:23 Diperbarui: 21 Januari 2022   13:29 180 5
Bicara soal partai semifinal Piala Liga Inggris alias Carabao Cup antara Liverpool vs Arsenal, banyak orang akan menyebut Arsenal bermain cerdas di leg pertama pekan lalu.

Disebut demikian, karena Tim Gudang Peluru mampu meredam agresivitas Si Merah di Anfield, lewat strategi pertahanan sangat rapat.

Hasilnya, jangankan mencetak gol, menembak ke gawang saja sulit. Maka, wajar jika skor kacamata menjadi hasil akhir di leg pertama.

Dalam situasi normal, hasil ini akan menjadi satu keuntungan buat Arsenal, karena leg kedua dimainkan di rumah sendiri.

Benar saja, dalam laga leg kedua semifinal Carabao Cup, tim asuhan Mikel Arteta memulai laga dengan positif. Sejak kick off, pertahanan Liverpool yang dikomandoi Virgil Van Dijk langsung dibuat sibuk, bahkan Alexandre Lacazette hampir saja mencetak gol, andai tendangan bebasnya tak membentur tiang gawang.

Tapi, bermain menyerang rupanya membuat Bukayo Saka dkk keasyikan, sampai lupa bertahan. Celah ini menjadi santapan empuk The Kop, yang memang dikenal jago dalam serangan balik cepat.

Lewat sebuah skema serangan balik cepat, yang berawal dari umpan Trent Alexander-Arnold, Diogo Jota mempertontonkan aksi individu menawan, sebelum akhirnya menjebol gawang Ramsdale, lewat sentuhan pelan, tapi sudah cukup untuk membuat sang kiper mati langkah.

Gol di menit ke 19 ini membuat Liverpool mampu mengendalikan situasi, sekalipun Arsenal terus berusaha menekan lini belakang Si Merah. Di babak pertama, "sasaran tembak" penyerang-penyerang The Gunners adalah Joel Matip, karena bek asal Kamerun itu beberapa kali kehilangan bola.

Berhubung Matip agak kurang dalam hal kecepatan, beberapa momen serangan klub penghuni Stadion Emirates itu muncul dari pos yang dijaga Matip.

Situasi ini membuat pelatih Juergen Klopp memasukkan Ibrahima Konate menggantikan eks pemain Schalke itu, di awal babak kedua.

Hasilnya, kecepatan yang dimiliki bek asal Prancis itu mampu membuat lini belakang mereka semakin susah ditembus saat bertahan, sementara transisi cepat dari bertahan ke menyerang jadi semakin mulus, karena Arsenal mulai sering meninggalkan celah di lini belakang, akibat sibuk mengejar gol penyama kedudukan.

Kelemahan ini rupanya kembali berhasil diekspos Trent Alexander-Arnold, lewat umpan panjangnya ke Diogo Jota. Sekali lagi, penyerang asal Portugal itu menjebol gawang Ramsdale, dan membuat Liverpool unggul 2-0.

Gol di menit ke 77 ini awalnya sempat dianulir wasit karena dinilai offside, tapi tinjauan VAR menunjukkan, Jota tidak berada dalam posisi offside, sehingga gol tetap disahkan. Sekali lagi, Liverpool berhasil mengontrol situasi, dengan kali ini sukses mengunci kemenangan.

Di sisa waktu yang ada, Arsenal memang masih berusaha menyerang, tapi hasilnya tetap saja buntu.

Alih-alih mencetak gol, mereka malah harus kehilangan Thomas Partey di masa injury time, akibat dikartu merah wasit. Padahal, gelandang asal Ghana ini baru dimainkan di pertengahan babak kedua.

Bagi Arsenal, kekalahan ini mungkin kurang mengenakkan, karena mereka sedang dalam tren positif, tapi Ini menunjukkan, ada satu PR besar yang masih perlu dibereskan: ketangguhan mental saat menghadapi lawan kuat. Satu kelemahan yang musim ini cukup fatal buat mereka.

Bagi Liverpool, kemenangan ini sekaligus menjadi pembalasan cerdas (atas strategi cerdas lawan di leg pertama) yang berbuah manis, karena mengantarkan The Kop lolos ke final. Final ini menjadi yang pertama buat Liverpool sejak 2016.

Dengan kencangnya laju Manchester City di Liga Inggris musim ini, gelar Carabao Cup bisa menjadi satu target realistis.

Meski begitu, jalannya takkan mudah, karena lawan mereka di Wembley nanti adalah Chelsea, yang tentu tak ingin melewatkan kesempatan meraih trofi, setidaknya untuk menyelamatkan klub, dari semua keruwetan di musim ini.

Semoga, ini akan menjadi final yang benar-benar menarik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun