Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Kala Rotasi Berbuah Manis

19 September 2021   03:18 Diperbarui: 19 September 2021   07:48 148 4
Rotasi yang berbuah manis. Inilah satu kesimpulan sederhana, dari kemenangan Liverpool atas Crystal Palace, Sabtu (18/9). Dalam partai lanjutan Liga Inggris musim 2021/2022 itu, Si Merah menang 3-0.

Bermain di Stadion Anfield, tim asuhan Juergen Klopp melakukan sejumlah perubahan di komposisi starter di lini belakang, depan, dan tengah. Maklum, jadwal bertanding tim cukup padat.

Di lini belakang, Kostas Tsimikas dan James Milner turun sebagai duet bek sayap, mengapit Virgil Van Dijk dan Ibrahima Konate, duet palang pintu berpostur raksasa yang untuk pertama kalinya dipasang Klopp.

Konate merupakan satu-satunya pemain yang didatangkan ke Anfield di bursa transfer musim panas lalu. Sebelumnya, bek asal Prancis berusia 22 tahun ini memperkuat RB Leipzig, klub Bundesliga Jerman.

Di tengah, Thiago Alcantara tampil sebagai starter, mendampingi Jordan Henderson dan Fabinho. Di depan, Diogo Jota kembali tampil mendampingi  Mohamed Salah dan Sadio Mane.

Perubahan komposisi starter yang cukup banyak ini, awalnya terlihat mengkhawatirkan. Konate yang tampak grogi beberapa kali hampir saja kecolongan oleh lini depan Palace yang diperkuat Christian Benteke.

Beruntung, Alisson dan Van Dijk tetap tampil bagus, sehingga tak kebobolan. Setelahnya, The Kop baru bisa nyaman mengontrol permainan, dan berusaha mencetak gol sesegera mungkin.

Tapi, penampilan disiplin anak asuh Patrick Vieira membuat skema serangan balik cepat dan tembakan langsung sangat sulit menembus gawang Vicente Guaita. Praktis, Liverpool lebih banyak mengandalkan kombinasi umpan silang, entah dari serangan di sisi sayap atau sepak pojok.

Rupanya, strategi alternatif ini, tepatnya sepak pojok, sukses jadi kunci memecah kebuntuan. Di akhir babak pertama, sepak pojok Kostas Tsimikas yang disundul Mohamed Salah memang bisa diamankan Guaita, tapi bola muntah langsung disambar Sadio Mane yang berdiri bebas.

Gol ke 100 pemain Senegal bersama Liverpool itu bertahan sampai babak pertama berakhir. The Reds unggul 1-0.

Di babak kedua, situasi serupa kembali terulang. Jordan Henderson dkk mengontrol permainan, dan sempat mengalami kebuntuan, karena The Eagles mampu bertahan dengan baik, dengan sesekali menyerang saat ada celah terbuka.

Tapi, kelemahan Wilfred Zaha dkk dalam mengantisipasi sepak pojok kembali harus dibayar mahal. Di menit ke 78, umpan sepak pojok Kostas Tsimikas yang di-flick Virgil Van Dijk sukses diceploskan oleh Mohamed Salah yang berdiri bebas.

Di menit ke 89, umpan sepak pojok Mohamed Salah memang bisa diamankan Guaita dengan baik, tapi bola liar langsung disambar Naby Keita. Pemain yang menggantikan Thiago Alcantara di babak kedua itu sukses mencetak gol indah, lewat tendangan keras dari luar kotak penalti.

Kemenangan 3-0 atas klub kota London ini menjadi lanjutan tren positif klub Merseyside. Dalam tiga pertandingan terakhir, mereka mampu menang dengan mencetak tiga gol.

Hal ini jelas menunjukkan, mereka punya kreativitas cukup baik, dan mampu memahami karakter lawan. Karenanya, pemain yang turun adalah pemain yang mampu mengatasi kelebihan, atau mengekspos kelemahan tim lawan.

Dari segi kedalaman kualitas tim, komposisi tim Liverpool juga menunjukkan, mereka kini punya kedalaman tim yang bagus. Meski hanya menambah satu pemain baru, setiap pemain nyatanya mampu tampil baik saat diberi kesempatan.

Inilah yang membuat Klopp berani merotasi pemain di sejumlah kesempatan. Tak bisa dipungkiri  faktor jadwal padat tim, dan pengalaman sulit musim lalu benar-benar menjadi satu pertimbangan utama.

Di sisi lain, jadwal padat ternyata mampu menjadi satu berkah terselubung, karena mampu membuat lawan terkecoh. Rencana awal jadi kacau, sementara kelemahannya sukses dimanfaatkan habis-habisan.

Memang, ini masih pekan-pekan awal kompetisi, tapi jika Liverpool mampu konsisten, rasanya mereka akan jadi satu kejutan tersendiri, karena mampu jadi lawan kuat, bagi tim-tim yang lebih royal berbelanja di bursa transfer musim panas.

Meski hanya mendatangkan seorang Ibrahima Konate, dimensi kekuatan Liverpool sebagai sebuah tim kini tampak lebih kuat, karena lebih adaptif dengan karakteristik tim lawan.

Jika semua baik-baik saja, rasanya musim ini akan jadi satu musim yang menarik, karena apa yang mereka tampilkan sejauh ini masih ada lanjutannya. Masih banyak yang tersimpan rapi, dan baru akan dibuka pada saatnya nanti.

Selebihnya, mari kita nikmati.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun