Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Timnas Inggris yang Serba Salah

23 Juni 2021   13:58 Diperbarui: 23 Juni 2021   14:10 847 5
Serba salah. Begitulah kesimpulan sederhana dari performa Timnas Inggris, di fase grup Euro 2020.

Disebut demikian, karena meski selalu mencatat clean sheet, mereka masih dinilai belum juga tampil meyakinkan. Dari tiga pertandingan, Tim Tiga Singa hanya mampu mencetak dua gol.

Sebuah catatan performa yang dinilai, terutama oleh media Inggris, sebagai sebuah nilai minus. Apalagi, tim ini masih punya Harry Kane, top skorer Piala Dunia 2018 dan Liga Inggris musim lalu.

Rinciannya, sepasang kemenangan dengan skor 1-0 atas Timnas Kroasia dan Republik Ceko plus satu hasil imbang tanpa gol melawan Skotlandia.

Sebenarnya, ini bukan prestasi buruk, karena sang semifinalis Piala Dunia 2018 mampu lolos ke babak selanjutnya sebagai juara grup. Otomatis, tim asuhan Gareth Southgate terhindar dari potensi langsung bertemu lawan berat di babak perdelapan final.

Jangan lupa, kemenangan atas Republik Ceko dan Kroasia tetaplah krusial. Maklum, keduanya bukan lawan mudah. Kroasia bahkan pernah membuat Inggris absen di Euro 2008 dan kalah di semifinal Piala Dunia 2018.

Tapi, melempemnya performa Harry Kane jadi sorotan lain. Alih-alih Kane, justru Raheem Sterling-lah yang rajin membuat gol. Pemain Manchester City ini sudah mencetak dua gol, masing-masing satu gol ke gawang Kroasia dan Republik Ceko.

Keringnya kreativitas lini serang tim dinilai jadi masalah. Apa boleh buat, masalah ini membuat cara main wakil Britania Raya terlihat "lebih Italia", bahkan dari Timnas Italia itu sendiri.

Tentunya, ini membuat Harry Kane dkk terjebak dalam situasi serba salah. Menang dapat kritik, tidak kebobolan dapat kritik juga. Jadi, bisa dibayangkan seberapa sadis kritik yang datang, andai mereka sampai keok.

Padahal, apa yang ditampilkan tim sejauh ini sudah cukup baik. Mereka mampu menang dari lawan sulit, dan bermain imbang tanpa kebobolan, meski belum menemukan bentuk performa terbaik.

Dalam turnamen seperti Euro, setiap tim yang ingin melaju sejauh mungkin, harus memastikan, mereka mampu mencapai performa dan bentuk permainan terbaik pada saat yang tepat.

Ini penting, karena jika titik puncak itu dicapai terlalu cepat, hasilnya bisa antiklimaks. Kebetulan, ini pernah dialami oleh Timnas Belanda dan Kroasia di Euro 2008.

Kala itu, keduanya sama-sama tampil perkasa di fase grup, dan menjadi juara grup. Pada prosesnya, Kroasia sempat mengalahkan Jerman, yang di akhir turnamen melaju sampai ke final, sementara Belanda mampu menggasak Italia dan Prancis, dua tim finalis Piala Dunia 2006.

Berkat performa ciamik ini, banyak yang menyebut keduanya sebagai tim unggulan. Tapi, penampilan mereka justru antiklimaks di perempat final. Belanda takluk 1-3 atas Rusia, sementara Kroasia kalah adu penalti atas Turki.

Berangkat dari catatan itulah, keraguan dan kritik pada performa Timnas Inggris terasa aneh. Andai mereka mampu mencetak lebih banyak gol dan tampil sempurna di fase grup, jebakanlah yang akan datang.

Saya sebut demikian, karena tim ini akan dipuji setinggi langit sampai lupa daratan, tapi akan dicaci maki jika ternyata langsung angkat koper di perdelapan final.

Jadi, kritik yang saat ini datang justru membuktikan, mereka masih berada di jalur yang tepat. Menemukan performa terbaik tinggal soal waktu, karena mereka belum kehabisan bensin.

Jika mereka sudah menemukan itu pada saat yang tepat, rasanya status salah satu tim unggulan turnamen bukan lagi sebuah lelucon "lebay" khas media Inggris.

Mampukah Inggris membuktikan diri?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun