Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Menuju Trofi Terjanji

7 Mei 2021   20:52 Diperbarui: 7 Mei 2021   20:56 198 5
Menuju trofi terjanji. Itulah gambaran sederhana dari saya, terkait final Liga Champions dan Liga Europa musim ini, yang sama-sama sudah menuntaskan babak semifinal.

Di Liga Champions, dua tim milik raja minyak, yakni Manchester City dan Chelsea, sama-sama lolos ke final dengan skor agregat cukup meyakinkan. Untuk kedua kalinya dalam tiga tahun terakhir, tersaji All English Final di Liga Champions.

Pada prosesnya, Manchester City mengalahkan PSG dengan skor agregat 4-1, sementara Chelsea mengalahkan Real Madrid dengan skor agregat 3-1.
Laga final sedianya akan dihelat di kota Istanbul, Turki, tapi ada keraguan yang muncul, seiring meningkatnya jumlah penderita virus Corona di negara ini.

Di Liga Europa, Manchester United lolos ke final, setelah menang agregat 8-5 atas AS Roma, dan akan menghadapi Villarreal, tim kuda hitam asal Spanyol, yang sukses mengalahkan Arsenal dengan skor agregat 2-1.

Meski beda kasta, baik final Liga Champions maupun final Liga Europa ini sama-sama menyajikan beberapa kesamaan, baik dari sisi pelatih, maupun klub.

Dari sisi klub, tepatnya sejarah prestasi, kedua final ini sama-sama mempertemukan klub mantan juara dengan klub debutan. Di Liga Champions ada Chelsea, sang juara musim 2011/2012, yang berhadapan dengan Manchester City sang debutan.

Dari segi tradisi, Chelsea sedikit lebih diuntungkan, karena sejak Borussia Dortmund di musim 1996/1997, belum ada lagi tim debutan finalis yang juara.  Chelsea sendiri pernah kalah dari Manchester United di final Liga Champions musim 2007/2008, dalam drama adu penalti nan dramatis di Stadion Luzhniki, Moskow.

Meski kini dilatih Thomas Tuchel, yang sukses membawa PSG ke final Liga Champions musim lalu, City tetap saja tak bisa dianggap enteng. Maklum, Sergio Aguero dkk dilatih Pep Guardiola, yang meraih sepasang trofi Liga Champions bersama Barcelona, dengan dua kali mengalahkan Manchester United-nya Sir Alex Ferguson di final.

Di Liga Europa, Manchester United, sang juara Liga Europa musim 2016/2017, akan menghadapi tantangan Villareal, yang mencatat debut di final. Partai final sendiri akan dihelat di kota Gdansk, Polandia.

Dari segi prestasi klub di Eropa, Tim Kapal Selam Kuning memang tak sebanding dengan Setan Merah. Satu-satunya trofi mereka di Eropa, datang dari ajang Piala Intertoto (2003 dan 2004), dari tim yang pada eranya antara lain diperkuat Pepe Reina dan Juan Roman Riquelme.

Tapi, mereka masih bisa optimis, karena dilatih oleh Unai Emery, yang berpengalaman di Liga Europa. Pelatih dari Region Basque ini sempat mencatat hat-trick juara Liga Europa bersama Sevilla, dan lolos ke final sekali lagi saat menangani Arsenal.

Portofolio ini jelas tak sebanding dengan Ole Gunnar Solskjaer di kubu United. Final Liga Europa merupakan debutnya di partai puncak sebagai pelatih di Old Trafford.

Jangan lupa, Liga Europa masih sedikit lebih ramah dengan tim pendatang baru di final. United juga punya catatan kurang bagus, saat berhadapan dengan klub Spanyol. Jadi, ada sedikit harapan untuk Villarreal mencetak sejarah, meski materi pemainnya tak sementereng tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer.

Bagi City dan Chelsea, trofi Liga Champions  adalah trofi terjanji, dengan perspektif berbeda. City memburunya sebagai "mahkota" era kepemilikan Sheikh Mansour dan ambisi besarnya, sementara Chelsea ingin menjadikannya trofi penyelamat, dari sebuah musim yang sempat diwarnai kekacauan.

Sementara itu, bagi United dan Villarreal, Liga Europa adalah trofi terjanji, yang sama-sama akan memberi harapan. Jika United juara, tekanan tinggi pada tim dan Ole akan mereda sejenak.

Sementara itu, trofi Liga Europa akan menjadi "jackpot" buat Villareal, karena akan membuat mereka lolos otomatis ke fase grup Liga Champions musim depan. Sesuatu yang mustahil mereka raih musim ini lewat jalur liga.

Tim manakah yang akan tersenyum di final?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun