Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Harta, Tahta, Diogo Jota

4 November 2020   11:02 Diperbarui: 4 November 2020   11:06 223 4
Judul di atas, adalah anekdot yang belakangan muncul, khususnya di kalangan suporter Liverpool, seiring moncernya performa Diogo Jota. Setelah sebelumnya selalu mencetak gol di tiga laga beruntun, eks pemain Atletico Madrid kembali jadi sorotan, saat The Kop meladeni tantangan Atalanta, Rabu, (4/11, dinihari WIB).

Awalnya, duel ini diprediksi akan alot, karena Atalanta punya gaya bermain menyerang, dan faktor kejutan cukup kuat. Apalagi, utusan Italia ini adalah tim perempatfinalis Liga Champions musim lalu.

Situasi juga terlihat kurang menguntungkan bagi Liverpool, karena mereka masih dibayangi ancaman krisis pemain di lini belakang. Ditambah lagi, mereka kadang kurang beruntung saat bertandang ke markas tim asal Italia.

Dalam laga ini, absensi Virgil Van Dijk, Joel Matip dan Fabinho, memaksa Juergen Klopp kembali bereksperimen, dengan memasang Rhys Williams sebagai tandem Joe Gomez di jantung pertahanan. Untunglah, bek berusia 19 tahun ini tampil oke, dan membantu gawang Alisson bebas dari kebobolan.

Tapi, bintang utama dalam penampilan Si Merah di Italia berada di lini serang. Benar, Klopp memainkan Diogo Jota sebagai starter, bersama Mohamed Salah dan Sadio Mane.

Ini adalah bagian dari rotasi taktik Klopp, karena pada akhir pekan ini Jordan Henderson cs akan menghadapi Manchester City di Liga Inggris. Terbukti, Klopp juga mencadangkan Roberto Firmino, dan memainkan Curtis Jones sebagai starter.

Meski harus membagi konsentrasi, Liverpool tetap mampu tampil trengginas. Tanpa ampun, La Dea dihajar dengan skor telak 5-0. Trigol Diogo Jota, ditambah masing-masing satu gol dari Sadio Mane dan Mohamed Salah, memastikan juara Liga Champions enam kali ini duduk manis di puncak klasemen sementara grup D dengan poin 9, unggul 5 poin dari Atalanta dan Ajax Amsterdam (4 poin)

Dalam laga ini, tim asuhan Gian Piero Gasperini benar-benar jadi bulan-bulanan. Papu Gomez dkk yang biasanya bermain menyerang, kali ini dipaksa lebih banyak bertahan. Apa boleh buat, permainan mereka tak bisa berkembang seperti seharusnya.

Performa ganas Diogo Jota dalam laga ini, sukses membuat semuanya jadi lebih mudah buat Liverpool. Setelah sempat agak alot di babak pertama, tiga gol yang dicetak Salah, Mane, dan Jota di sepuluh menit awal babak kedua, memastikan laga "selesai" lebih cepat, bahkan sejak sebelum menit ke 60.

Momen ini lalu dimanfaatkan Klopp, dengan memaksimalkan kuota lima pergantian pemain. Neco Williams dan Kostas Tsimikas berkesempatan tampil sebagai pengganti duet wingback Andy Robertson dan Trent Alexander-Arnold, selagi James Milner dan Naby Keita turun menggantikan Jordan Henderson dan Gini Wijnaldum.

Tak ketinggalan, Roberto Firmino akhirnya turun menggantikan Diogo Jota. Ini seperti "hadiah" dari Klopp, menyusul penampilan ciamik pemain asal Portugal. Ibarat anak sekolah, pemain nomor 20 ini diperbolehkan istirahat lebih awal, karena sudah menyelesaikan tugas dengan cepat.

Kemenangan ini menjadi satu indikasi perkembangan lain Liverpool, karena meski dalam situasi kurang ideal dan dikepung jadwal padat, mereka tetap bisa fokus, dan tahu betul apa yang harus dilakukan.

Alih-alih menjadi beban, masalah dan tekanan yang ada justru tak membuat mereka limbung. Malah, semua itu menjadikan mereka semakin berkembang dan dewasa secara mental.

Hebatnya, meski berada di grup keras, karena juga diisi Ajax Amsterdam (Belanda), gawang The Anfield Gank masih bebas dari kebobolan, dan mencetak 8 gol dalam tiga laga. Dengan kemenangan ini, mereka hanya butuh satu kemenangan lagi untuk lolos ke babak selanjutnya.

Jika sudah bisa memastikan diri lolos ke babak selanjutnya, bisa dipastikan, Klopp akan coba bereksperimen dengan menurunkan pemain muda atau pelapis. Dengan demikian, ada kesempatan buat pemain utama "ambil nafas" sejenak.

Terlepas dari performa ciamik Diogo Jota, situasi Liverpool saat ini jelas menunjukkan, cedera ACL Virgil Van Dijk tak membuat juara Liga Inggris musim lalu ini langsung goyah. Mereka justru masih akan terus berkembang, sebagai sebuah tim yang kompak, karena mereka adalah sebuah tim.

Maju terus, Reds!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun