Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Dewasalah, Jangan Benturkan Isu Uighur dengan Kemhan

26 Desember 2019   14:15 Diperbarui: 26 Desember 2019   14:24 39 0
Hoax keji dengan menggunakan pengatasnamaan Uighur kembali bermunculan. Terakhir, saya membaca hoax tentang Uighur dan Kemhan.

Hoax dari salah satu media sosial mengatakan bahwa Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, menginginkan jika China harus membebaskan muslim Uighur dari kamp-kamp konsentrasi.

Prabowo juga meminta disertakan persyaratan dari Menhan China agar bisa bekerjasama dalam bidang latihan militer dan juga pertahanan.

Setelah saya mencoba mengecek di berita-berita mainstream lainnya, ternyata informasi tersebut adalah informasi hoax, serta apa yang dinarasikan juga tidak masuk akal. Pasalnya, dari yang disyaratkan dan prosesinya pun telah menyalahi aturan dalam perundingan kerjasama.

Salah satu poin yang sangat meyakinkan bahwa informasi tersebut hoax adalah dari jumlah anggota NATO, seperti yang dinarasikan di sana jumlah anggota NATO adalah 33, padahal, anggota NATO hanya berjumlah 29 negara.

Lalu dengan narasi perang yang dituliskan di sana, mungkin yang membuat informasi hoax ini tidak mengetahui bahwa sistem pertahanan yang diusung oleh Menhan adalah Defence Strategy, yang mana lebih mementingkan kerjasama regional dibandingkan dengan peperangan.

Apalagi, ketika saya mencari informasi sebenarnya tentang hoax ini, yang muncul adalah upaya Menhan untuk menjalin kerjasama regional dengan China, agar terciptanya keamanan regional yang mumpuni.

Hoax memang saat ini menjadi isu yang sering menimpa lingkungan pemerintahan, salah satunya Menhan. hoax bukanlah hal yang terpuji, apa lagi jika menyangkut kemanusiaan, itu bukan sesuatu yang patut untuk dinarasikan sebagai sesuatu yang menyesatkan.

Walaupun demikian, menjadi bangsa yang memiliki cita-cita besar ini memang tidak lah mudah. Bagi institusi dengan cita-cita dan langkah yang besar seperti Kementerian Pertahanan tentunya hoax tak akan menjadi halangan bagi langkah besar mereka ke depannya.  

Saya berharap agar publik kemudian lebih jeli dan lebih berhati-hati ketika ingin menyebarkan informasi. Lebih baik kita melakukan pemeriksaan terhadap informasi yang kita terima dan tidak asal menyebarkan ke orang lain.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun