Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Kebiasaan Baik Pencinta Wayang

11 Desember 2011   10:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:31 665 4

Ada kebiasaan buruk pencinta wayang, tentunya ada kebiasaan baiknya. Saya mencoba mengumpulkan kebiasaan-kebiasaan baik itu, yaitu kebiasaan yang biasa dilakukan oleh pencinta wayang dan tidak atau jarang dilakukan oleh bukan pencinta wayang. Berikut kebiasaan-kebiasaan itu.

  • Menonton pertunjukan wayang

Seseorang yang tidak suka wayang, sudah tentu enggan jika diajak nonton pertunjukan wayang, apalagi kok sampai pagi meski gratis sekalipun. Namun, bagi pencinta wayang, dimanapun ada pertunjukan akan selalu didatangi, apalagi sudah ngefans dengan dalangnya. Menonton pertunjukan wayang bisa langsung atau melalui media lainnya, misalnya televisi atau radio.

Kesukaan menonton wayang memang tidak tiba-tiba, bisa saja sejak dari kecil. Jika di sekitar lingkungannya sering ada pertunjukan wayang, maka setidak-tidaknya akan memancing untuk gemar menontonnya. Semula saya tidak tahu tentang wayang, namun setelah lama (akibat kelamaan kuliah, hehehe…) tinggal di Yogyakarta yang hampir tiap malam ada siaran wayang kulit di radio, sering adanya pertunjukan wayang, pergaulan dengan teman-teman yang suka wayang, maka saya jadi menaruh perhatian pada wayang.

Ketika masih banyak waktu luang, saya bisa menonton wayang kulit semalam suntuk, namun semenjak banyak kegiatan di pagi hari yang tidak bisa ditinggalkan, maka waktu perlu dibagi-bagi, satu dua jam menonton wayang di televisi sudah cukuplah.

  • Membeli dan membaca buku tentang wayang

Sudah tentu jenis buku yang dibeli atau dibaca seseorang sesuai dengan minatnya. Jika suka wayang, tentu akan tertarik buku tentang wayang. Sekedar mengandalkan dari menonton pertunjukan wayang boleh jadi masih kurang memuaskan, maka dengan membaca buku bertambahlah pengetahuannya, sehingga ketika menonton wayang kembali menjadi lebih berapresiasi. Membeli tentu saja kegiatan yang positif, karena menguntungkan penjual buku dan penulisnya. Sayanglah membeli buku jika tidak dibaca. Dengan membaca akan menambah pengetahuan dan ‘menguak’ dunia.

  • Menggunakan ‘vocabulary’ wayang dalam berkomunikasi

Manusia mahluk simbol (Homo Symbolicum) dalam segala aspek kehidupannya, termasuk dalam berkomunikasi. Banyak simbol yang digunakan, salah satunya adalah simbol wayang. Misalnya, ingin menggambarkan seseorang dengan sifat-sifat tertentu, seperti tampan dan sakti, maka bisa menyebut salah satu tokoh wayang, yaitu Arjuna. Memahami suatu fenomena dengan merujuk lakon tertentu dalam pewayangan, dll. Simbol-simbol itu akhirnya menjadi perbendaharaan kata (vocabulary) yang mendukung komunikasi lebih efektif. Selain itu juga ada kata-kata khas wayang, seperti: badar, manjing, aji panglimunan, kocap-kacarito, goro-goro, janturan, limbukan, dll. Jadi, untuk mengetahui seseorang pencinta wayang perhatikan saja seberapa banyak vocabulary wayang yang digunakannya.

  • Bercerita atau menulis tentang wayang

Karena tahu ceritanya, maka mudahlah bercerita tentang wayang. Pencinta wayang biasanya senang menceritakan minimal kepada anak-anaknya. Dari satu tokoh wayang, sudah bisa diceritakan banyak cerita yang berhubungan, karena antar tokoh wayang yang sekitar 700-an itu selalu ada keterkaitan. Bagi yang sangat paham, selanjutnya membagi pengetahuannya melalui sebuah tulisan atau gambar (kartun).

  • Mempraktekkan nilai-nilai dalam pewayangan

Nilai-nilai dalam wayang, yaitu: kesempurnaan, kesejatian, kesatuan, kesucian, kejujuran, keberanian, dll adalah nilai-nilai universal juga. Nilai-nilai universal adalah nilai-nilai yang sudah teruji turun-temurun berguna bagi diri sendiri maupun orang (pihak) lain. Dengan mengikuti lakon-lakon dalam pewayangan dan nilai-nilai yang dikandungnya, maka akan menjadi mudah mengingatnya, sehingga tak pelak berkeinginan mempraktekkannya.

Sifat licik dimiliki oleh begawan Biasanya pencinta wayang kurang senang dengan sifat tokoh ini. Maka sangat menyakitkan jika dirinya diidentikkan dengan Durna karena sifatnya yang sama. Oleh karena itu, pencinta wayang yang mengidolakan tokoh baik, tentulah ingin berkelakuan dan berperilaku baik seperti tokoh idolanya itu.

  • Membeli wayang
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun