Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Membangunkan Raksasa Tidur Pemuda Milenial Pedesaan

3 Maret 2021   22:43 Diperbarui: 3 Maret 2021   23:19 161 3
Mengapa pemerintah begitu lelet dan apatis untuk mengeksekusi rencana aksi secara konkrit terhadap potensi besar raksasa tidur yang kita miliki?

Raksasa tidur pemuda milenial pedesaan dan generasi Z bagaikan buah ranum yang kita biarkan jatuh dari tangkainya dan membusuk lalu menjadi santapan cacing tanah. Dalam banyak kesemptan negara dan pemerintah gagal peka dan gagal move on untuk merespon momentum dan peluang emas yang tersaji didepan mata.

Untuk mendiskripsikan jumlah populasi generasi Z dan milenial ini saya tampilkan data raksasa tidur yang sangat besar jumlahnya dan ini adalah sumber kekuatan sumber daya manusia Indonesia yang entah mengapa belum ditangani dan diberdayakan secara serius oleh negara dan pemerintah khususnya tentang teknologi informasi Internet.

Mari kita diskripsikan bersama berapakah jumlah desa di Indonesia?

"Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah  Desa/kelurahan di Indonesia sebanyak 82.030 dan tersebar di 34 provinsi di Indonesia."

Sedangkan hasil sensus penduduk yang digelar oleh BPS jumlah penduduk Indonesia hingga 2020 didominasi oleh generasi Z dan generasi milenial. Generasi Z adalah penduduk yang lahir pada kurun tahun 1997 - 2012 dan generasi milenial yang lahir periode 1981 - 1996.

Dari hasil survei sepanjang Februari sampai dengan September 2020 didapati jumlah generasi Z mencapai 75. 490.000 jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total populasi berjumlah 270,2 juta jiwa. Sementara generasi milenial mencapai 69.900.000 jiwa atau setara 25,87 persen.

Generasi milenial menjadi kelompok kedua setelah generasi Z yang jumlahnya mendominasi penduduk Indonesia yakni 25,87 persen. Disusul generasi X atau mereka yang lahir antara 1965 - 1980 dengan populasi sebanyak 21,88 persen. Sedangkan generasi Post-Gen Z atau lahir setelah 2013 mencapai 10,88 persen.

Inilah fakta yang membuat saya kaget dan tercengang dari total populasi penduduk Indonesia 270,2 juta jiwa ternyata jumlah populasi generasi Z dan milenial dengan komposisi 75.490.000 + 69.900.000 sama dengan 145.390.000 juta jiwa (53,81%). Kedua generasi ini sebagaian besar berdomisili di pedesaan dari provinsi paling barat sampai timur Indonesia.

Berapakah jumlah desa di Indonesia pada 2020 yang belum mendapat akses Internet?

Menurut Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Ahmad M. Ramli "Sebanyak 12.548 desa di Indonesia belum tersentuh oleh sinyal Internet hingga hari ini. Wilayah yang belum tersentuh Internet termasuk daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal)."

Saya lengkapi fakta berikutnya masih menurut Ahmad M. Ramli "Adapun kini dari 82.218 desa sudah terdapat 70.670 desa yang dijangkau oleh Internet."

Sementara itu berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), "Jumlah pengguna Internet di Indonesia pada 2018 tercatat sebanyak 171,2 juta orang. Angka itu setara dengan 64,80 persen total populasi penduduk Indonesia.

***

Siapakah yang saya maksud dengan raksasa tidur itu, bung?

Inilah jawabannya berdasar sumber data statistik tersebut di atas bahwa populasi penduduk Indonesia 270.000.000 jiwa dan yang telah mendapatkan akses Internet 171.200.000 jiwa, tinggal kita kurangkan saja dengan total populasi jumlah penduduk Indonesia.

Ternyata jumlah populasi penduduk Indonesia yang belum mendapat akses Internet sama sekali sampai dengan November 2020 berjumlah sekitar 99.000.000 jiwa (36,2%) tersebar di 12.548 desa. Apabila kita gabungkan jumlah populasi generasi milenial dan Z yang berjumlah 145.390.000 jiwa (53,81%)  inilah yang saya sebut dengan raksasa tidur itu.

Apakah pemerintah Indonesia telah gercap secara konkrit dan komprehensif membangun generasi Z dan milenial yang belum mendapat akses teknologi informasi Internet di pedesaan?

Apabila pemerintah melakukan jurus kaizen dengan menggarap secara mangkus dan sangkil dalam memberdayakan raksasa tidur pemuda generasi Z dan milenial yang tinggal di pedesaan dengan jumlah populasi 90.000.000 jiwa kemudian melakuan program unggulan jual beli hasil pertanian dan peternakan secara konkrit dengan pelatihan yang profesional dan setia pada proses khususnya kepada generasi milenial, maka akan berkontribusi besar terhadap akselerasi pertumbuhan ekonomi pedesaan dan terciptanya lapangan pekerjaan yang masif dan signifikan.

Adapun komoditas unggulan yang mereka perjual-belikan seperti gabah, beras, palawija, bunga, buah-buahan, sayuran, umbi-umbian, hasil peternakan, perikanan sungai dan laut, dan jasa transportasi (gofood, gosend, gojek) distribusi logistik sembako dari kota ke pedesaan atau sebaliknya.

Inilah simulasi perhitungannya apabila saya kalkulasi, kita mempunyai modal sumber daya pemuda milenial pedesaan sekitar 40.000.000 jiwa dengan asumsi pemuda generasi Z sekitar 50.000.000 jiwa masih bersekolah dan kuliah.

Apabila terjadi transaksi perdagangan masing-masing generasi milenial yang tersebar di 12.548 desa dengan omzet transaksi rata-rata sebesar Rp. 100 juta per bulan, maka dalam satu tahun akan ada perputaran uang di pedesaan sebesar Rp. 14.949 triliun.

Generasi milenial dan Z juga mempunyai potensi yang belum digarap yakni apabila 90.000.000 jiwa generasi Z dan milenial di pedesaan membuat toopeda (toko online pedesaan) kemudian melakukan kegiatan transaksi online untuk berbagai macam kebutuhan pokok dalam setiap harinya, katakanlah rata-rata mereka melakukan kegiatan jual beli sebesar Rp. 100.000 per hari dalam satu tahun berjumlah 365 hari, maka inilah perputaran uang yang terjadi di desa-desa 90.000.000 Rp. 100.000 365. Suatu perputaran ekonomi yang sangat besar, bukan?

Modalnya dari mana kita dapatkan, bung?

Bukankah ada dana yang setiap tahunnya sebesar Rp. 1 milyar diterima oleh tiap-tiap desa dari pemerintah pusat melalui APBN yang peruntukannya untuk membangun masyarakat pedesaan. Inikan amanah Undang-Undang Pedesaan, bung! Dari dana yang diterima tersebut bisakan kita alokasikan sebagian untuk modal kerja atau bisa juga mengajak kerjasama kemitraan dengan investor dari dalam dan luar negeri.

Wadah atau lembaganya apa, bung?

Bisa membuat BUMD (Badan Usaha Milik Desa), Koperasi Satelit Desa Indonesia, dan Usaha Dagang Pedesaan, misalnya.

Kita bangsa dan negara Indonesia telah mempunyai semuanya, bermodalkan antara lain generasi Z dan milenial yang jumlah populasinya ratusan juta jiwa, jutaan hektar lahan pertanian yang subur, jutaan kilo meter pantai membentang dari barat ke timur, lautan yang sangat luas dengan segala hasilnya, hasil tambang mineral yang melimpah, ratusan juta sumber daya manusia lulusan SMU, SMK, Sarjana (S1, S2, dan S3), pangsa pasar dalam dan luar negeri, peta jalan industri 4.0 dan 5.0, dan tentu saja pertolongan Tuhan Yang Maha Baik.

Masihkah generasi milenial dan Z kita biarkan terlelap dalam tidurnya, sampai kapan?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun