Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Kondisi Ekonomi Kepulauan Riau menurun di Kuartal Ke 2, 2020

22 Januari 2021   13:30 Diperbarui: 22 Januari 2021   13:34 103 1
Karena beberapa provinsi di Indonesia menerapkan pembatasan sosial skala besar atau PSBB pada bulan April, pemerintah Kepulauan Riau memilih untuk tidak menerapkan PSBB di wilayahnya. Pasalnya, Gubernur Kepulauan Riau sudah memerintahkan kepada seluruh bupati / walikota yang ada di Kepulauan Riau, khususnya untuk wilayah lokasi investasi global, daerahnya tidak akan memberlakukan pembatasan, seperti PSBB, karena memiliki sentimen negatif terhadap kegiatan ekonomi. Apalagi di kota-kota seperti Batam dan Tanjung Pinang.

Gubernur Kepri mengatakan: “Kami hanya akan mematuhi prosedur sanitasi yang ketat dan tidak menggunakan istilah PSBB. Kami akan bekerja sama dengan para pemimpin daerah dan pemangku kepentingan di Kepulauan Riau untuk melakukan segala upaya untuk merevitalisasi ekonomi lokal di Kepulauan Riau. Hal ini berkontribusi pada perkembangan perekonomian nasional.” Plt Gubernur Bahtiar Baharuddin Kepulauan Riau saat webinar Road to Indonesia Investment Day Kepulauan Riau 2020 yang diselenggarakan di Gedung Kabupaten Tanjung Pinang, Selasa (13/10/2020).

Namun nyatanya, meski PSBB belum dilaksanakan, perekonomian Kepulauan Riau mengalami penurunan tajam dan menjadi yang terendah di tanah air. Badan Pusat Statistik Kepulauan Riau mencatat perekonomian wilayah Kepulauan Riau pada triwulan II-2020 negatif 6,66%. Padahal, laju pertumbuhan ekonomi nasional negatif 5,32%.

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap resesi ekonomi di wilayah Kepulauan Riau. Pertama, hal ini disebabkan karena adanya PHK yang berdampak pada penurunan pendapatan rumah tangga dan konsumsi rumah tangga. Penurunan daya beli tersebut dikonfirmasi oleh hasil survei khusus konsumsi rumah tangga yang menunjukkan adanya penurunan. Kedua, pertumbuhan ekonomi hampir semua mitra dagang Kepulauan Riau mengalami kontraksi yang cukup tajam pada kuartal kedua tahun 2020 kecuali China yang tumbuh positif 3,2%. Selain itu, penurunan sebagian besar harga komoditas internasional juga menjadi pemicu karena menurunnya permintaan dalam dan luar negeri.

Ketiga, akibat merebaknya Covid 19 di negara tujuan ekspor, permintaan luar negeri melemah. Selain itu, ekspor luar negeri periode Januari 2020 hingga Juni 2020 juga turun sebesar -6,60% dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan tajam ekspor migas sebesar -38,92%, padahal ekspor gas ternama mengalami peningkatan sebesar 6.82%. Keempat, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019, jumlah wisatawan pada triwulan II tahun 2020 turun signifikan sebesar -99,30%.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun