Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Rehatlah Sayang, Wahai Raga yang Mudah Melayang

16 April 2020   02:21 Diperbarui: 16 April 2020   02:17 821 1
Rehatlah Sayang, Wahai Raga yang Mudah Melayang

Saat yang lain sampai lebih dulu
Menggantung lebih jauh dari dahanmu
Semakin melebarkan daunnya, kokoh
Di pohon yang sama, di bawah itu kau me-layu

Mengerut satu-persatu rantingnya
Daunmu menguningkan wajahnya, dipontang-pantingkan angin
Di pohon yang sama, yang lain berbunga ; Sementara kau berguguran
Mungkin ini sudah saatnya, menanggalkan dahan dan sebiji harapan

Melelapkan pikiran dan hati yang terus merengek, sendiri tanpa peluk dan tawa
Menimbun diri dengan dahan yang lain, menghilang
Semusim berlalu dan mereka tengah di tempat berbeda
Jangan tanya aku di mana?, selain bertahan dan menunggu musim berikutnya

Sebagian bahagia di dalam rak-rak bersih dan beraroma segar
Setengah lagi berdesakan menunggu seleksi di dalam peti, berharap mati tak segera menjemput ; Beberapa membusuk
Sekali lagi jangan tanya aku di mana, selain menerima setiap caci dari sang burung camar dan maki dari para pengerat

Berlindung di pelukan bumi, hanya Dia
Jadi sosok sedingin bulan. Namun, peduli seperti hujan
Menggali dan merasuki raganya, membesarkan tunas alami dari kedalaman rasa ; Filosofi pohon


Jika mimpi adalah benih
maka kaulah tanahnya

jika mimpi adalah benih
maka berjuang adalah pupuknya

Jika mimpi adalah benih
maka semangat adalah mataharinya

Jadilah sebuah karya, buah yang tak ternilai
jadi pohon yang lain....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun