Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Saksi Bisu

8 Maret 2021   16:13 Diperbarui: 8 Maret 2021   20:37 225 43
Siang mencekam,
Kau tak menyentuh makananmu.
Aku tertawa sinis.

Lidahku lincah menari melahap habis si kimchi, makanan korea yang lebih menggoda dibandingkan transaksimu.

Transaksi mengerikan yang tak kuharapkan.

Kau menatapku seakan ingin mengulitiku.  

Mataku melihatmu, indra penciumanku mengendus aroma kelicikanmu.

Apa maumu?

Hidup sudah susah jangan buat makin susah, mari kita mengayuh kapal masing-masing.

Aku tak akan menghardikmu dan aku tak akan bisa menghentikan segala sepak terjangmu.

Mengapa kau membuatku serba salah? Kau mencekikku.

Sudahlah!
Biarkan aku dengan hidupku.
Anggap saja aku patung pancoran.

Tenang saja, telingaku sudah kubungkus rapat dengan bisikan-bisikan kedamaian.

Silakan kau membentang karpet rencanamu.
Silakan kau melenggak-lenggok di depanku.
Silakan lakukan keinginanmu.

Aku angkat tangan.

Tapi hati-hati ranjau hukum mengenaimu nanti kau bisa berdarah-darah menggelepar tak berdaya.

Transaksi ini tak menarik, aku hanya saksi bisu di setiap perbuatan licikmu.


2021

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun