Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Tangan Kanan Prabowo Tertangkap KPK, Mungkinkah Presiden Jokowi Menjilat Ludahnya Kembali?

30 November 2020   21:31 Diperbarui: 30 November 2020   21:52 91 3
Perpolitikan tanah air seperti tidak pernah berhenti dari kehebohan. Kasus seputar baliho Habib Rizieq belum usai, kini muncul berita baru yang tak kalah menghebohkan. Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, ditangkap KPK.

Edhy Prabowo ditangkap di Bandara Soekarno Hatta Rabu, 25 Nopember 2020 dini hari. Menurut KPK penangkapan Edhy Prabowo berkaitan dengan seputar benih bening lobster atau benur.

Penunjukan Edhy Prabowo sebagai menteri KKP dari awal memang menimbulkan pertanyaan besar di benak publik. Pasalnya ia menggantikan seorang menteri yang dikenal luas berkinerja baik, Susi Pudjiastuti. Bahkan Presiden Jokowi sendiri konon pada suatu kesempatan pernah menyampaikan bahwa Susi Pudjiastuti adalah menteri terbaiknya.

Setelah menduduki kursi Menteri KKP, Edhy Prabowo pun membuat beberapa kebijakan yang kontroversial dan menimbulkan polemik. Kebijakan-kebijakan yang berlawanan dengan kebijakan Sang Pendahulunya, Susi Pudjiastuti.

Dulu Susi Pudjiastuti terkenal dengan jargon 'tenggelamkan'. Hal itu merujuk pada kebijakannya yang cukup membuat keder para pencuri ikan, yakni menenggelamkan kapal asing yang kedapatan mencuri ikan di perairan Indonesia. Dengan kebijakan tersebut menurut Susi Pudjiastuti ekspor tuna menjadi meningkat.

Sedangkan menurut Edhy semangat menenggelamkan kapal untuk menjaga kedaulatan itu baik, tetapi tidak cukup untuk memperbaiki pengelolaan laut. Ia lebih memilih untuk menghibahkan kapal yang sudah tertangkap dan mempunyai status hukum yang tetap kepada nelayan.

Kebijakan yang menuai kontroversi yang lain adalah berkaitan dengan ekspor benur yang kini menyebabkan dirinya berompi orange atau tersangka KPK. Pada era Susi Pudjiastuti dulu ekspor benih benur dilarang. Alasannya untuk menjaga kesianmbungan lobster. Tetapi pada era Edhy Prabowo ini ekspor benur dibuka. Alasannya untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.  Menurut Edhy ketika ekspor benur dilarang penyelundupannya terhitung besar. Dari pada seperti itu menurutnya lebih baik ekspor dibuka agar mudah dikendalikan.

Selain dua kebijakan itu, kebijakan yang lain yang juga menuai kontroversi adalah pencabutan batasan besar kapal dan penggunaan cantrang.

Kini Edhy Prabowo, Sang Orang dekat Prabowo berompi orange atau menjadi tersangka KPK. Tentu menjadi alasan kuat Presiden Jokowi untuk mereshufle posisinya. Tentu saja dalam pengggantian ini presiden harus hati-hati. Tokoh yang dipilih haruslah benar-benar kompeten dan berintegritas sehingga menghapus image kurang bagus yang ditinggalkan Edhy Prabowo.

Susi Pudjiastuti tidak diragukan lagi adalah tokoh yang telah terbukti memenuhi kriteria itu. Nama Susi pun langsung trending begitu tersiar kabar penangkapan Edhy.

Tetapi memilih Susi Pudjiastuti bagi Jokowi tentu seperti menjilat ludah sendiri. Mungkinkah Sang Mantan Wali Kota Solo bakal melakukannya...?I]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun