Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Waisak: Memihak yang Terinjak dan Terisak

26 Mei 2021   11:27 Diperbarui: 26 Mei 2021   11:46 77 6
kang enung, b6vang ulin, bang eri dan beberapa kawan
yang gagal mudik
semuanya parkir di pasar tumpah
mereka ngerumpi
macam-macam isu jadi tema diskusi
tentang penyekat jalan, mudik tertunda, vaksin membawa maut,
arisan bodong
hingga  konflik timur tengah

orang banyak berkerumun di pasar tumpah
anak kecil
kakek nenek berangkat uzur
ada yang berbelanja
ada juga yang bosan di rumah
kehabisan kreasi
membunuh rasa bosan menyengat kuat

tiba-tiba pasar tumpah melimpah ruah dengan kerumunan orang
tanpa prokes
seorang anak kecil
menjerit kuat
terinjak sepatu satpol yang sedang bertugas
ada juga nenek uzur yang duduk terengahengah di pinggir jalan
beberapa orang sibuk menolong
anak kecil dan nenek uzur
menyelamatkan
mereka dari kematian yang sia-sia

dalam dunia kekinian
dunia yang sangar,
menakutkan dan mencemaskan
nilai-nilai kebaikan
harus makin mengemuka
nilai-nilai cinta kasih,kebajikan, persaudaraan sejati harus makin
diwujudkan dalam
praksis kehidupan

saudara-saudara umat Buddha terkasih hari ini dibalut sukacita yang meluap-luap
merayakan hari Tri Suci Waisak

dalam peringatan Tri Suci Waisak umat mengingat kelahiran pangeran Sidharta, .
sang pangeran memperoleh penerangan agung
dan pangeran wafat

pangeran mengajarkan umat untuk melawan kejahatan
berbuat baik
melakukan kebajikan
dan penyucian diri

kita semua umat manusia tengah menghidupi sebuah dunia cemar, aib berlimpah noda dan dosa
manusia telah menjadi pembunuh bagi manusia lainnya
banyak yang terinjak dan terisak
di lorong-lorong
kehidupan
ajaran Sang Buddha agar kebajikan makin diberi ruang
menjadi inspirasi
di hari Tri Suci Waisak

mari bersama melawan kejahatan
mewujudkan kebaikan dan kebajikan
demi kemaslahatan
hidup membangsa  dan menegara.

Jakarta, 26 Mei 2021/4.00
Weinata Sairin

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun