Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary Pilihan

Gara-Gara Masker Ganda, Hampir Salah Paham dengan Wanita

14 Juli 2021   08:06 Diperbarui: 14 Juli 2021   08:15 248 5
Penularan Covid-19 yang semakin luas dan cepat seiring munculnya berbagai varian baru virus Corona telah mendorong pembaruan protokol kesehatan. Konsekuensinya setiap orang dituntut untuk terus menyesuaikan diri dan mengaplikasikan sejumlah aturan atau anjuran baru demi perlindungan yang lebih maksimal.

Salah satunya ialah tentang penggunaan masker. Sekarang setiap orang diharapkan menggunakan masker ganda atau masker rangkap 2. Masker medis di sisi dalam, lalu dilapisi masker kain di sisi luar terbukti meningkatkan kerapatan dan daya saring terhadap partikel airborne sehingga risiko penularan Covid-19 bisa ditekan lebih rendah.

Bagi saya itu tidak terlalu merepotkan. Sebab pada dasarnya sebelum pandemi Covid-19 mewabah, setiap hari saya sudah menggunakan masker medis saat beraktivitas.

Walau demikian tidak dimungkiri bahwa menggunakan masker medis yang dilapisi dengan masker kain kadang menimbulkan rasa sesak, pengap, dan menjadi sulit bernafas setelah beberapa jam. Solusinya ialah memilih jenis masker kain yang tidak terlalu tebal dan erat agar tetap nyaman.

Memperhatikan situasi dan tempat juga penting. Saat berinteraksi dengan orang lain, berdiskusi, atau ngobrol apa saja, saya usahakan untuk tetap menggunakan masker ganda.

Memang ada dampaknya. Kadang volume suara yang keluar menjadi lebih pelan sehingga tidak menutup kemungkinan kata-kata yang terucap tidak tertangkap jelas oleh lawan bicara. Apalagi nada suara bicara saya pada dasarnya tidak terlalu keras.  Maka menggunakan masker ganda membuat saya perlu membiasakan ulang untuk mengukur lemah kerasnya suara.

Sebuah peristiwa yang terjadi pada akhir pekan lalu jadi contoh yang unik. Saat itu saya hendak mengirimkan paket masker, vitamin, dan hand sanitizer untuk keluarga. Pergi ke sebuah kantor ekspedisi, saya menggunakan masker ganda.

Kepada seorang pegawai wanita yang melayani penerimaan paket saya sodorkan sebuah kardus. Pertanyaan pertama darinya, "isinya apa, mas?", saya jawab apa adanya. Tampaknya ia bisa mendengar dengan jelas kata "masker" yang saya saya ucapkan.

Usai menimbang bobot kardus, sang pegawai menyebutkan biaya kirim yang perlu saya bayar. Di sinilah mulai terjadi hal yang menarik.

Melihat ada barcode pembayaran nontunai terpajang di atas meja pelayanan, saya memutuskan untuk memanfaatkannya. Tertera di barcode itu logo dan tulisan "Shopee Pay" disertai logo QRIS dari Bank Indonesia.

Saya tidak memiliki saldo Shopee Pay. Tapi punya cukup saldo Gopay. Segera saya menanyakan kepada sang pegawai. "Ini bisa pakai Gopay, mba?". Ia tidak menjawab dan hanya mengangguk.

Untuk memastikan, saya ulangi pertanyaannya. "Bisa Gopay?". Kali ini ia menjawab. "Iya, bisa. Silakan".
Saya anggap semuanya sudah jelas. Sebenarnya bukan saya meragukan soal metode pembayaran nontunai tersebut. Saya paham bahwa kode QR dari Bank Indonesia bisa dimanfaatkan sabagai saluran pembayaran lintas platform dari banyak dompet digital.

Namun, pengalaman saya bertransaski nontunai selama ini masih banyak merchant yang justru belum paham tentang keluwesan QRIS. Beberapa merchant atau kasir masih terpaku bahwa QRIS berlogo Shopee hanya bisa digunakan untuk Shopee Pay atau yang berlogo Gopay hanya menerima Gopay, dan sebagainua.

Oleh karenanya saat hendak membayar dengan Gopay siang itu saya sengaja menanyakan lebih dulu kepada sang pegawai agar tak timbul masalah nantinya.

Setelah mendengar jawaban "iya" dari sang pegawai, saya segera membuka fitur pembayaran di aplikasi Gojek untuk disorotkan ke arah QR Code Shopee Pay di atas meja.

Seketika muncul nama merchant ekspedisi tersebut. Saya lalu mengetikkan nominal pembayaran. Dalam hitungan detik transaksi pembayaran dinyatakan berhasil. Saldo Gopay saya pun berkurang.

Sang pegawai meminta saya menunjukkan bukti pembayaran. Saya menyodorkan smartphone sambil menunjukkan halaman transaksi Gopay.

Ia pun terkejut. "Lho kok pakai Gopay?", ia bertanya keheranan. Sedangkan saya juga ikut heran.

Ternyata benar dugaan saya. Sang pegawai belum paham arti logo QRIS dari Bank Indonesia di QR Code Shopee Pay yang ia sediakan.

"Iya, mba. Tadi kan saya tanya pakai Gopay bisa atau nggak"
. Jawab saya untuk menekankan bahwa sebenarnya tidak ada yang salah dengan pembayaran yang saya lakukan.

"Tapi ini kan Shopee Pay, mas", katanya. Jelas sudah permasalahannya. Kemungkinan besar ia salah mendengar kata "Gopay" yang saya tanyakan di awal.  Mungkin kata "Gopay" menjadi kurang jelas karena saya menggunakan masker ganda.

Suara yang lemah membuat kata "Gopay" terdengar seperti "Shopee Pay" karena terdistorsi oleh lapisan masker medis dan kain. Ditambah suara kendaraan yang melintas membuat kata-kata saya tertangkap berbeda di telinga sang pegawai.

Tak ingin kesalahpahaman menjadi rumit, saya langsung membuka rincian transaksi Gopay. Kepada sang pegawai saya sodorkan koder referensi transaksi pembayaran yang baru saja dilakukan dan memintanya memasukkan secara manual kode tersebut ke komputer di depannya.

Permintaan saya diikuti. Setelah menekan beberapa tombol keyboard, wajah sang pegawai tampak lega. Tampaknya ia telah menyadari bahwa pembayaran dari Gopay telah terverifikasi.

Akhirnya saya jelaskan sedikit kepadanya tentang QR Code Shopee Pay yang ada di atas mejanya. Saya sebutkan bahwa selama ada logo QRIS dan Bank Indonesia, QR Code itu bisa menerima pembayaran dengan Shopee Pay dan lain sebagainya. Contohnya saya yang baru saja membayar dengan Gopay. Maka siapapun yang akan membayar dengan Shopee Pay, Gopay, OVO, Link Aja dan sebagainya akan diterima oleh sistem.

Sang pegawai pun seperti mendapatkan pencerahan. Rupanya QR Code Shopee Pay di tempatnya bekerja bukan dikhususkan untuk pengguna Shopee Pay saja.

Saya pun ikut merasa lega. Dalam perjalanan pulang saya tersenyum dari balik masker ganda yang menutupi wajah. Hati saya berkata, "gara-gara masker ganda ini, Shopee Pay dan Gopay hampir saja musuhan".

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun