Mohon tunggu...
KOMENTAR
Foodie

Mencicipi Nasi Liwet Kaki Lima Paling Enak di Solo

28 September 2013   10:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:16 11176 3

Solo adalah tempat yang menyajikan banyak kenikmatan. Tak hanya suasana kotanya yang penuh dengan suguhan wisata budaya tapi juga kenikmatan lain yang menggugah selera. Ya, berkunjung ke kota Solo tidak lengkap jika tidak mencicipi sajian kulinernya yang khas.

Solo memiliki banyak warisan kuliner yang nyaris tak pernah gagal menggoyang lidah. Salah satu kuliner yang wajib dicoba saat berkunjung ke kota ini adalah nasi liwet.

Nasi Liwet, kuliner Nusantara yang menjadi identitas Solo.

Tak sulit menemukan penjual nasil liwet di Solo. Seperti halnya Gudeg di Jogja, nasi liwet yang menjadi salah satu identitas Solo juga dijajakan di banyak tempat, mulai dari sudut pasar, pinggir jalan, taman kuliner hingga restoran. Nasi liwet juga dapat ditemukan dari pagi hingga malam hari karena sajian ini cocok untuk dinikmati kapan saja. Di pagi hari nasi liwet bahkan banyak dijajakan oleh para simbok yang berkeliling ke rumah-rumah warga.

Meski dijajakan di banyak tempat, namun mencicipi nasi liwet di Solo justru paling nikmat di kaki lima. Dan “Nasi Liwet Bu Sri” adalah salah satu nasi liwet kaki lima paling enak di Solo. Rekomendasi ini saya peroleh dari seorang kawan yang tinggal di Solo. Oleh karena itu saat berkunjung beberapa waktu lalu, nasi liwet ini menjadi destinasi pertama saya ketika menginjikkan kaki di tanah Jokowi ini.

Layaknya kaki lima, Nasi Liwet Bu Sri dijajakan di trotoar yang tidak terlalu lebar. Tempatnya pun sangat sederhana. Bu Sri hanya menyediakan 2 bangku kayu yang muat untuk 6 orang ditambah dengan 2 kursi plastik. Kursi-kursi itu mengelilingi sebuah meja kayu tempat Bu Sri meletakkan beberapa wadah berisi beberapa isian nasi liwet.

Meski berada di kaki lima yang ramai dengan lalu lalang orang dan kendaraan, tempat berjualan Bu Sri mudah ditemukan.  Sebuah spanduk berukuran sedang berwarna hijau bertuliskan namanya yang terpasang di dinding kaki lima menandai tempat Bu Sri berjualan.

Saya pun segera duduk dan memesan seporsi nasi liwet. Tangan Bu Sri dengan dengan cekatan mengambil beberapa lembar daun pisang dan segera menumpahkan beberapa isian nasi liwet ke dalamnya. Nasi liwet berisi lauk wajib yakni sayur labu, suwir ayam, tahu bumbu kuning, ampas santan dan lauk tambahan yang bisa dipilih seperti hati, kepala ayam, ceker, sayap atau telur. Pembeli bisa menentukan sendiri isian nasi liwetnya sesuai selera. Saya memesan dengan telur dan sayap ayam tanpa suwir ayam.

Bu Sri menyiapkan nasi liwet pesanan saya.

Disajikan di atas lembaran daun pisang, nasi liwet Bu Sri berisi nasi gurih dengan sayur labu, telur, sayap ayam, tahu bumbu kuning dan tambahan ampas santan.

Porsi nasi liwet Bu Sri tidak terlalu banyak namun cukup untuk sarapan pagi. Nasinya pera, tidak lembek namun lembut di lidah. Rasanya gurih, jejak santan sangat kuat sementara aromanya yang wangi sangat membangkitkan nafsu makan.

Sayur labu dengan kuah berwarna oranye berlimpah minyak juga gurih. Tekstur labu yang keras menjadi penyeimbang untuk nasinya yang lembut. Tak kalah sedap adalah potongan tahu bumbu kuningnya yang sangat lembut di lidah. Sementara telur ayamnya lumayan manis, potongan sayap ayamnya justru minim bumbu. Namun semuanya cukup seimbang karena hampir semua isian utama nasi liwet sudah berasa gurih. Apalagi disajikan di atas daun pisang membuat aroma dan kesan nikmatnya semakin kuat.

Sambil menikmati nasi liwet sayapun berbincang dengan Bu Sri. Rupanya ia sudah berjualan hampir 15 tahun di tempat ini. Berangkat dari rumahnya di daerah Solo Baru, Bu Sri berjualan tiap hari dari pukul 6 pagi. Jika sedang ramai pembeli atau para pelanggannya datang nasi liwetnya bisa habis pada jam 10 siang. Sebaliknya di hari-hari biasa ia lebih lama berjualan sampai pukul 12 siang. Beruntung saat itu saya datang pukul 10 siang dan masih kebagian menikmati kelezatan nasi liwetnya. Rupanya pada hari itu beberapa pelanggan Bu Sri memang tidak datang. Ia menjelaskan bahwa meski nasi liwet menjadi makanan sehari-hari orang Solo, namun rasa bosan tetap ada apalagi jika setiap hari harus menikmati sajian yang sama.

Bu Sri sedang melayani pembelinya. Sejumlah lauk tambahan seperti kerupuk karak, kepala ayam dan ceker menjadi pelengkap nasi liwet Bu Sri.

Menikmati nasi liwet Bu Sri saya juga memperhatikan kebiasaan makan orang Solo. Beberapa pembeli yang duduk di sebelah saya menghabiskan 2 porsi nasi liwet. Sejenak saya heran karena mereka seperti orang yang baru pertama kali merasakan nasi liwet. Selain karena racikan nasi liwet Bu Sri yang membuat ketagihan, saya pun akhirnya membuktikan anggapan bahwa orang Solo suka jajan. Orang Solo memang memiliki kebiasaan merawat kuliner daerahnya dengan cara jajan, sementara orang Jogja merawat kuliner daerahnya dengan cara memasak. Oleh karena itu kaki lima di Solo lebih hidup dibanding kaki lima di Jogja. Sementara dapur orang Jogja konon selalu lebih  sibuk dibandingkan dapur rumah orang Solo.

Seporsi nasi liwet tandas dengan segera. Nasi liwet dengan tambahan lauk telur dan sayap ayam saya tebus dengan Rp. 10.000. Harga yang wajar untuk sebuah kenikmatan warisan kuliner Nusantara seperti nasi liwet. Apalagi Nasi Liwet Bu Sri memang cukup berhasil menggoyang lidah.

Pasar Gede Solo dipotret dari tempat Nasi Liwet Bu Sri

Ingin mencobanya?. Nasi liwet Bu Sri terletak 40 meter di seberang pintu gerbang Pasar Gede Solo, tepatnya di depan pasar ikan. Datanglah sebelum jam 12 siang dan harap bersabar jika saat datang semua kursinya sedang terisi. Selamat bersantap dan menikmati akhir pekan.

Nasi Liwet Bu Sri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun