Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Membangun Negeri dari Kampung

25 Juli 2012   05:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:39 300 4

Ribuan kampung telah tersentuh Program RESPEK (Rencana Strategis Pembangunan Kampung) yang dicanangkan mantan Gubernur Papua, Barnabas Suebu lima tahun lalu.Perlahan tapi pasti, spirit warga Papua di kampung-kampung tampak menggeliat untuk meningkatkan kualitas hidup di kampungnya.Dana Respek sebesar 100 juta hingga 200 juta per kampung tentu tidaklah seberapa dibandingkan total Dana Otsus yang dikucurkan ke wilayah itu setiap tahun yang mencapai puluhan triliun.

http://birokrasi.kompasiana.com/2012/07/24/geliat-pembangunan-kampung-di-tanah-papua/

Kabupaten Percontohan

Kabupaten Sarmi dan Merauke adalah contoh positif dari sekian puluh kabupaten Provinsi Papua dan Papua Barat yang dinilai sukses membangun kampung melalui pengelolaan Dana Respek secara baik dan penuh rasa tanggung jawab.

Dana Respek di Kabupaten Sarmi yang didistribusikan ke kampung-kampung diserahkan sepenuhnya kepada para pengurus kampung untuk dikelola sesuai dengan prioritas kebutuhan bersama di kampungnya. Mereka kemudian menggunakan sebagian dana itu antara lain untuk pengadaan sepeda bagi anak sekolah. Daripada menunggu pembangunan gedung sekolah di kampungnya, yang tentu saja harus diikuti dengan penempatan tenaga guru, dana operasional dll, lebih praktis anak-anak sekolah dibelikan sepeda untuk memudahkan mereka menjangkau sekolah yang memang letaknya jauh dari kampung mereka.

Di Kampung Ifar Kecil ada yang menggunakan dana Respek untuk membangun bak dan pipanisasi dalam rangka air bersih, sementara di Kampung Maryam Kabupaten Boven Digoel, warga menggunakan dana Respek untuk membangun jalan, rumah dan pelabuhan kecil. Di wilayah pesisir, ada kampung yang menggunakan dana Respek untuk mengadakan transportasi laut. Intinya, warga membangun secara swadaya sesuai dengan kebutuhan di kampungnya tersebut.

Membuka Isolasi

Lain di Sarmi, lain pula di Kabupaten Merauke. Dana Respek di wilayah ini ada yang digunakan untuk membangun balai kampung, merehab bangunan rumah ibadah dan meningkatkan perekonomian warga kampung.

Sementara itu, Pemkab Merauke juga tampak sigap “menjemput” dinamika pertumbuhan kampungdengan cara membangun ruas-ruas jalan darat guna membuka wilayah-wilayah pedalaman yang selama ini terisolasi. Pemkab Merauke sudah menargetkan di tahun 2013 tidak ada lagi kampung-kampung di pedalaman yang terisolasi.

Pemkab Merauke akan menganggarkan Rp 20 miliar dalam APBD perubahan tahun ini, untuk memperbaiki jalan Merauke-Jagebob. Selain itu, tahun 2013, pemkab akan membangun terminal umum di Distrik Tubang. Pemkab juga mendorong transportasi sungai hingga distrik pedalaman seperti Kaptel dan Animha.

Bulan depan (Agustus 2012) Pemkab akan melakukanlaunching penggunaan telepon seluler dari distrik Kimaam , Wanam, Ta bonji, Tubang, Ngguti, Okaba, Ulilin, Elikobel, Kurik, Kaptel, Malind, Animha, Naukenjerai, dan Sota.

“Masyarakat sudah bisa pakai handphone. Sarana telekomunikasi dibangun sehingga sudah tidak ada lagi pedalaman,” katanya.

http://regional.kompas.com/read/2012/07/23/1653096/2013.Tidak.Ada.Kampung.Pedalaman

Sebagai bangsa kita berharap agar para pengelola negeri ini bekerja dengan hati yang tulus untuk kemajuan bangsa. Selain Papua, masih banyak wilayah lain yang membutuhkan sentuhan perhatian Pemerintah. Ada ribuan kampung-kampung kecil yang terpencil dan terisolasi. Kota contohi sikap tanggap Bupati Merauke yang terus berjuang membuka isolasi wilayahnya. Semangat Pemprov Papua membangun kemajuan mulai dari kampung, juga patut ditiru. Karena jika semua kampung di negeri ini bergerak maju, niscaya bangsa ini akan berubah menjadi bangsa yang maju.Semoga……

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun