Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Pilihan

My Mom is Super Tough (Part 8)

12 April 2021   16:50 Diperbarui: 12 April 2021   17:16 193 2
Oleh: Vera Syukriana,S.Pd.

Akhir tahun 2020, kami sekeluarga dikagetkan oleh penyakit mama yang tidak terlintas sedikit pun bagi kami, yaitu gloukoma. Gloukoma penyakit yang disebabkan tekanan bola mata melebihi batas normal.

Berdasarkan paparan Ibu dokter Andrini bahwa mata mama memiliki tekanan 38. Sedangkan normalnya 21 ke bawah.

Sakit ini dialami mama pada mata di sebelah kanan dan kiri normal yaitu memiliki 15 tekanan pada bola matanya.

Padahal, akhir tahun kemaren saat mengetahui penyakit ini mama masih memiliki 35% pandangan mata. Setelah dicek secara detail oleh dokter spesialis gloukoma, ternyata tidak satu pun yang bisa dilihat mama. Semua gelap walaupun sudah disorotkan cahaya dengan kapisitas terang yang berbeda namun tetap gelap nampak oleh mama.

Dokter pun memastikan sakit mama dengan berbagai alat untuk memeriksanya. 3 kali pindah ruangan.
Pertama di bawa keruangan klikik mata, kemudian di bawa ke ruang khusus gloukoma dokter Andrini, dan ruangan diagnostik.

Berbagai cara dokter melakukan pengecekan mata mama. Kami merasa puas dengan pelayanan dokter dan perawatnya. Mereka melayani dengan bahasa lembut dan menyenangkan hati. Memang benar. kata-kata yang keluar dari mulut dokter, salah satu obat bagi pasiennya karena pasien sangat membutuhkan pelayanan yang bisa membuat pasien nyaman ketika berobat.

Sehingga dengan pelayanan yang baik, kami tidak merasakan lamanya pengecekan mata mama. Padahal sudah 1,5 jam mereka memberikan pelayanan pada mama.

Masyaallah, semoga dokter diberikan amal ibadah yang setimpal dari Allah SWT. Selesai mengecekkan, dokter menjelaskan hasil pemeriksaan.

Hasilnya, mata kanan mama sudah buta total dan tidak bisa melihat apapun dengan mata kanan. Mendengarkan ini, hatiku menangis dan menyesal terlambat mengetahui ini.

Sekarang tugas kita menjaga mata kiri karena dari hasil pengecekan mata kiri kungkinan besar bisa mengalami hal yang sama. Dokter menyarankan mama untuk kontrol kembali sebulan yang akan datang.

Dokter meminta kami menggunakan BPJS untuk pengobatan berikutnya karena mama harus memakai alat yang lebih canggih lagi. Apabila menggunakan biaya umum, maka satu kali menggunaan alat ini mengeluarkan biaya delapan ratus ribuan di luar jasa dokter.

"Kami takut, apabila menggunakan BPJS pelayanan akan berbeda. Kami merasakan saat menggunakan BPJS, obat yang diberikan biasa saja dan pelayanannya kurang memuaskan", jelas suamiku.

"Insyaallah kami di sini memberikan pelayanan yang sama. Baik pasien umum atau pun BPJS. Makanya kami sarankan menggunakan BPJS agar tidak mengeluarkan biaya", kata dokter yang baik hati.

"Iya Bu Dokter, apalagi saya memakai BPJS mandiri", jelas mama.

Dokter memberi kamo resep obat dan menjelaskan pemakaian obatnya. Ada 2 macam obat tetes yang diberikan.

Pertama, obat yang digunakan untuk mata kanan yang sakit. Gunanya untuk menurunkan tekanan bola mata agar tidak membuat kepala sering sakit.

Pemakaiannya sekali sehari yaitu sebelum tidur. Kalau sudah dibuka, maka harus dimasukkan ke kulkas. Kalau kita mau memakai, maka ambil lagi ke kulkas. Cukup dengan menarok obat tetesnya dibagian dalam pintu kulkas.

Obat kedua, digunakan empat kali sehari. Digunakan pada mata kanan dan kiri agar mata terasa tidak perih. Penggunaannya pagi, siang, sore, dan malam.

Begitu panjang penjelasan dokter. Kami pun mersa puas karena semua unek-unek yang berkecamuk dipikiran sudah terjawab. Bahkan dokter menanyakan, "apa kami masih merasakan ada keraguan dan apa ada yang ditanyakan lagi?"

Kami menjawab serentak, "alhamdulillah tidak, Dok. Terima kasih ya, Dok!"

Kami keluar dari ruangan dokter dengan hati lega. Tapi jauh di lubuk hatiku ada kesedihan yang menyesak di hati ini. Air mataku tak tertahankan ketika memandang mama saat dia terduduk menunggu panggilan perawat yang akan memberikan kartu berobat di RS M.Djamil.

Ku pandang wanit hebat yang menjadi pelita dalam gelapku, yang selalu ada ketika aku membutuhkannya, penyejuk dikala hati ini tersakiti, sahabat ketika semua menjauh, dan dia segala-galanya bagiku.

Kuberjalan menuju pintu keluar rumah sakit sambil merangkulnya. Karena menurutku dengan merangkul dan mengusap lengan mama dapat mengobati rasa swdih dihati mama. Aku tau, mama pasti sedih menerima hasil hari ini.

"Mama akan menjaga mata kiri ini. Semoga dengan terus hafalan dan baca Quran, Allah berikan kesehatan pada mata satu-satu ini", tegas mama dengan nada mencoba tegar di depan kami.

Aku salut dengan wanita hebat luar biasa. Wanita super tegar yang kukenal. Wanita super sabar dalam segala pemberian Allah. Wanita yang selalu bersyukur atas takdir yang dia hadapi.  

Dialah mamaku. Mama terhebat dari semua wanita hebat di dunia. Semoga Allah selalu melindungi mama dan setiap langkah mama selalu dalam ridho-Nya. Mamaku sayang, bidadariku di dunia dan akhirat.

Solok, 12 Maret 2021

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun