Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Saudaraku yang Miskin

2 Januari 2019   00:55 Diperbarui: 2 Januari 2019   01:02 142 3
Kebersamaan kita sepanjang Tahun 2018 yang berlalu, tidak ada ucapan indah yang tepat untuk melepasnya, biarpun kita miskin, asal kita hidup jujur dan rajin kata nasehat orang tua, tetapi terus penuh upaya dan harapan,  Kapan kemiskinan berakhir.

Kenapa tiba-tiba  ingin menulis tentang "kemiskinan" gara-gara melihat fenomena pemandangan anak kecil lusuh seliweran mencari sesuatu di tengah keramaian orang-orang yang membuang buang makanan, mengatakan demikian karena makanan masih banyak tersisa dipiring lalu ditinggal begitu saja, karena pasti mereka sekeluarga masih kenyang. Dirumahnya pasti banyak makanan ringan cemilan. Sementara anak kecil itu beranjak memunguti sisa makanan, keluarlah pemilik warung mengusir anak itu.

Sore ini saat akan membeli keperluan sehari-hari di sebuah warung kelontongan selalu membeli di warung kelontongan, karena saya memandang jika membeli di supermarket atau di toko-toko yang besar mesti membawa banyak uang sekaligus berpikir dalam hati, bila membeli di toko kelontongan masyarakat "miskin," paling tidak bisa menambah income mereka.

Bagaimanakah definisi sebenarnya dari miskin itu, zaman dahulu pada saat masih kecil kata miskin itu biasa saja, seperti kami yang kadang harus makan beras Thailand dengan sebutir telur dibagi tiga, kadang juga makan nasi dengan lauk kelapa parut yang digongseng. Tetapi hati dipenuhi rasa lapang dan tenang walau dengan dipandang miskin.

Karena kemiskinan, kadang membuat anak-anak semangat sekolah, berlatih jujur kerna dinasehatkan bahwa hanya jujurlah bekal mereka, belajar rajin d\n pekerja keras karena bagaimana mungkin bisa merobah nasib kalau malas, dan belajar peduli, karena dengan peduli mereka belajar mengerti betapa kemiskinan membuat merasakan sakit diabaikan. Itulah sifat-sifat yang banyak dimiliki oleh si miskin. Memang ada oknum yang menodai kemiskinan itu dengan keburukan akhlaknya, itu pribadi orang. Tidak banyak yang seperti itu.

Sepenuh hati dengan mentakupkan kedua telapak tangan seraya menuliskan rangkai doa, semoga Tuhan memberkati saudaraku yang masih miskin, dan memberi pencerahan untuk menjadi sejahtera.  

Jika ada orang yang salah dan khilaf dalam bertutur kata, sikap, dan dalam perilaku kepada si fakir miskin, mohon dibukakan pintu maaf, maafkan orang-orang sombong itu, mereka lah yang sebenarnya miskin, miskin rasa syukur.

Semoga Tuhan selalu menaungi semua makhluk yang masih miskin, diberikan sifat sabar, syukur dan berjuang mencari rezeki yang halal, di bumi damai karenanya.

Orang alergi bila dekat,atau orang hanya memandang dengan sebelah mata, akan tetapi ada integritas dan kualitas hidup yang hendak saya haturkan sebagai ungkapan selamat atas pencapaian hidup yang penuh rasa syukur, karena sering hanya dengan mendapatkan sepiring nasi saudaraku berlinang airmata mengucap syukur pada Tuhan, sementara di sebelah orang membuang nasi dan lauk pauknya dengan semena-mena melupakan bersyukur, bahkan membuang rasa itu ke tempat sampah bersamaan dengan makanan yang dibuang-buangnya.

Yang Terhormat saudaraku yang miskin, harusnya negara selalu mendahulukan dan memuliakanmu, harusnya begitu, bila ada yang membuat jarak yang lebar,
maka jarak itu tepasang palang murka-NYA pada orang yang tidak menghargai dan menyantunimu
*Selamat Tahun Baru 2019*

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun