Senandung Sang Kuli
Oleh : Umu Fatimiah
Menata puing-puing mimpi dengan high salary
di bangku, mengenyam ilmu.
Asaku tak terbeli.
Aku biasa berlari di antara deru kokok ayam pertama bunyi
Pagi buta hari, mengejar mentari.
Aku terbiasa menarikan jemari di antara dinginnya hujan
atau teriknya mentari.
Saat-saat indah mengabdikan diri, menata sebuah maha karya menjulang tinggi.
Saat deskripsi alam silih berganti, manapaki jalan sebagai seorang kuli.
Aku bahkan sudah terbiasa berada dalam kondisi terbawah,
bahkan ketika kecil menyambangi.
Terlatih dan teliti, dalam menghadapi rintangan hidup,
Silih berganti.
Bangku pendidikan tak berarti jika bergelar kuli.
Dapur seolah mati suri, tanpa kuatnya ekonomi.
Untuk menyambung hidup, banyak yang ingin alih profesi.
Sekali lagi, pendidikan menyombongkan diri
Menertawai sang pemimpi.