kita bergantung dalam pokok patah
basah, resah dan berwarna jingga- terluka dan tanpa daya
sedang angin terlalu kering dan desaunya
membawa udara gersang yang menjerit-jerit di rongga dada
berpasrah menunggu nasib datang dari muka
hari itu, hari kemarin, dan hari yang entah
kita hanya bisa berusaha tabah
ingin berbicara tapi banyak suara
terlanjur menjadi kata di dalam mata