Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Berawal dari Sebuah Doa

18 Oktober 2013   17:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:21 261 0

Berawal dari Sebuah Do’a

-Azis Turindra-

(Fasilitator SD 1 Krakatau 2012/2013)

Bermula dari sebuah doa, itulah yang mungkin mengantarkan saya kesini. Sebuah tempat yang sebelumnya belum pernah saya jejaki. Sebuah doa yang dipanjatkan orang tua dan pada akhirnya Allah mengabulkannya sehingga petualangan baru dalam hidupku berlanjut.

Terik matahari menemani keseharianku, tak terasa hampir dua tahun sudah saya menemani mereka. Menemani keseharian dan kesederhanaan mereka. Setidaknya lima hari  dalam satu minggu saya bertatap muka dan juga bersenda gurau dengan mereka. Mereka adalah kado terindah bagi diriku saat saya merasa sedih. Mereka adalah pelengkap kegembiraan dalam hatiku saat saya merasa amat bahagia. Senyap rasanya tidak mendengar celotehan mereka. Satu hal yang  saya ungkapkan secara jujur saya kangen dengan mereka.

Setiap hari saya menyiapkan hal yang bisa membuat mereka tersenyum, baik itu tersenyum pelit ataupun tersenyum dengan lebar. Saya selalu berusaha membuat mereka tertawa sembari  menyuapi mereka dengan berbagai macam ilmu yang saya racik dengan lezat. Dalam setiap doa yang terlantun tak lupa saya mohon kepada Allah untuk selalu memberi kemudahan dan kelancaran atas setiap proses belajar ini.

Saya bersyukur memilki kelas dengan berbagai macam talenta di dalamnya. Saya menyadari bahwa ini bukanlah amanat yang ringan namun amanah yang sangat dahsyat yang mampu menguras segala hal dalam diriku. Dengan satu armada dan dua nahkoda kami berbagi kepada mereka apa yang kami punya. Kami berikan kepada mereka suasana layaknya rumah, bahkan mereka paham kapan mereka akan mendekat kepada “umi”nya atau kepada “ayah”nya. Subhanallah, saya bersyukur diberi patner yang bisa saling melengkapi dan berproses untuk menyatukan dua pikiran dalam satu tujuan. Terkadang memang terasa sulit, namun komunikasi efektif mampu mengantarkan proses itu menuju hal yang lebih baik.

Dalam armada yang saya pimpin, memang bermacam talenta. Di dalammnya terdapat 22 anak bertalenta yang harus saya pahami apa kebutuhannya dan bagaimana karakternya. Bukanlah hal mudah, terlebih saya harus pintar-pintar membagi waktu pribadi bagi mereka. Suka dan duka mengiringi perjalanan tetapi hikmah yang saya petik luar biasa. Saya tidak menyangka akan mengalami beberapa akselerasi dalam pikiran saya. Yang tadinya berfikir biasa menjadi luar biasa.

Murid Luar Biasa

Suatu hari ketika memulai pelajaran, salah satu dari anak saya mengajukan pertanyaan. Ia begitu berisik jika tidak mendapat perhatian, dengan sabar ku dengarkan pertanyaanya tentang energi. Tak disangka, pengetahuannya akan energi amat besar. Bahkan dia memberi gambaran tentang aneka macam kendaraan yang bisa menggunakan energi matahari. Meskipun terkadang penjelasannya dicampur dengan imajinasi dan tokoh kartun idolanya, tetapi saya apresiasi hal itu. Terkadang saat snack time atau free play, saya mengamati tingkah polah mereka di luar. Ada hal yang membuat kita tertawa, was-was atau bahkan berteriak. Saat mengamati anak-anak itulah saya seperti menemukan peta harta karun dari 22 anak ini, bagaikan untaian manikam khatulistiwa saya sangat penasaran dengan potensi yang tersembunyi dalam diri mereka.

Setidaknya ada 6 anak yang mencuri perhatian saya terkait potensi yang masih terpendam. Memang saya akui mereka sedikit terlambat menyerap pelajaran calistung (baca tulis hitung) daripada teman yang lain. Meskipun demikian tidak pernah ada kata menyerah untukku memberikan motivasi dan juga soup-soup calistung yang lezat agar mereka mudah mencerna dan menyerapnya. Terselip doa untuk 6 anak yang luar biasa ini, semoga mereka menjadi orang yang sukses dengan bakatnya. Sering saya berbisik kepada mereka, jadilah bintang yang terang dengan bakatmu dan buatlah mereka bangga kepadamu.

Rumah keduaku

Saya menyebut SAsi sebagai rumah kedua, karena disni kutemukan keluarga yang sangat besar dengan berbagai macam keunikan dan hikmah yang saya dapat. Saya sebut rumah kedua karena saya nyaman dengan lingkungan di sini. Saya sering kangen dengan suasana yang terjadi di SAsi,  kicauan burung, celoteh anak-anak, senyum dan canda yang terlontar dari rekan-rekan dan masih banyak lagi yang membuat saya menolak mengatakan jemu.

Secara jujur sekolah ini membuat pkiran saya terus berkembang. Saya mempunyai tempat di SAsi di mana ketika saya berada di sana maka akan menemukan ide-ide baru yang sebelumnya tidak bisa keluar saat ditempat lain. Saya bersyukur atas pencapaian ini dan saya akan berusaha meningkatkan kapasitas saya untuk memberikan yang terbaik bagi mereka.

Doa saya dari tempat ternyaman ini adalah anak-anak mampu berkembang dengan potensi yang dimilikinya. Terutama 6 anak yang saya tunggu dewasanya. Seperti doa orangtua saya, saya pun berharap doa saya akan diijabah Allah dan terwujud suatu hari nanti.  Semua itu bermula dari sebuah doa, dan ku tunggu mereka di PARIS.

Bersama telah kita lewati

Hari-hari yang penuh arti

Belajar, bermain dan bernyanyi

Memahami hidup dalam tiap melodi

Kalian adalah semangat bagiku

Kalian adalah pelita hatiku

Kalian adalah guru bagiku

Kalian pemberi inspirasi untukku

Canda, tawa, dan tangis kalian kan selalu kurindu

Kalian penyejuk dalam gersangnya hariku

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun