Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa

18 Agustus 2022   23:31 Diperbarui: 18 Agustus 2022   23:34 2785 1

Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia. Melalui pendidikanlah pembentukan watak dan peneguhan kepribadian setiap masyarakat berlangsung. Pendidikan seseorang berpotensi untuk peningkatan kualitas dirinya dan orang-orang disekitarnya sehingga dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik. 

Hal ini sesuai dengan UU. No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2003) yang menyatakan bahwa: "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara". 

Merujuk dari pengertian tersebut pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar yang nyaman, menyenangkan dan proses pembelajaran dapat berjalan secara aktif dan efisien. Dengan adanya proses pembelajaran akan mengembangkan potensi, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan siswa.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.  "Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar. Bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap" (Dimyati & Mujiono, 2002:157). 

Pembelajaran matematika merupakan salah satu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. 

Sekolah memuat matematika sebagai mata pelajaran yang harus dikuasai siswa. Dalam pembelajaran yang abstrak pada pelajaran matematika, seorang guru harus mampu menemukan cara terbaik dalam menyampaikan konsep matematika yang diajarkannya. 

Membelajarkan siswa dapat meliputi segala hal yang terkait proses pembelajaran, yakni kemampuan menggunakan berbagai strategi, metode, serta media pembelajaran yang bermakna bagi siswa. 

Guru dituntut agar mampu mengelola siswa, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola materi dan sumber-sumber belajar, membuat perencanaan pembelajaran serta menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat.

Namun, dalam proses belajar yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tak jarang menemukan kendala atau hambatan. Hambatan atau kendala tersebut masing tiap-tiap satuan pendidikan tidaklah sama karena pada dasarnya kendala dalam proses pembelajaran bisa disebabkan oleh faktor sarana prasarana yang tersedia di sekolah kurang mendukung, bisa juga karena motivasi dari siswa sendiri yang rendah sehingga berdampak dalam memahami materi yang diberikan oleh guru juga rendah. 

Rendahnya pemahaman siswa terlihat ketika siswa tidak mampu menjelaskan kembali materi yang didapatkan melalui sumber buku atau dari penjelasan guru dengan kata-kata sendiri dan tidak mampu mengubah informasi yang didapatkannya kebentuk bagan atau peta konsep. Kurangnya pemahaman juga dapat dilihat dari kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

Pemahaman siswa merupakan faktor penting dalam pembelajaran matematika karena apabila siswa tidak memahami suatu konsep dasar, maka siswa akan merasa kesulitan mempelajari konsep matematika selanjutnya. Salah satu materi pada mata pelajaran matematika adalah bangun rung. 

Materi tersebut bersifat visual yang menuntut siswa mampu mempelajari obyek-obyek abstrak di dalamnya. Oleh karena itu, berhasilnya suatu pembelajaran matematika dapat ditunjukkan jika siswa mampu memahami materi serta didukung media yang bersifat visual tiga dimensi. 

Namun, selama ini media yang digunakan tidak tiga dimensi, sehingga tidak dapat merangsang proses berfikir siswa. Untuk itu diperlukan sebuah media pembelajaran yang mampu memvisualisasi materi yang abstrak.

Jika pemahaman siswa yang rendah terhadap mata pelajaran matematika tidak segera diatasi, maka dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi pendidikan. 

Seperti, berdampak buruk terhadap kemajuan proses pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan sekarang maupun jenjang pendidikan di masa yang akan datang. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, banyak upaya yang bisa dilakukan seperti dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik bagi siswa.

Melalui penggunaan media konkret ini dapat mengatasi dan membantu siswa agar tidak mengalami kesulitan, kejenuhan dan memotivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika, diperlukan proses pembelajaran yang menyenangkan dan kompetitif yang menjadikan siswa aktif dan kreatif yaitu salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran. 

Menurut Djamarah dan Aswan (2013:121) "media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Penggunaan media pembelajaran ini bertujuan untuk mengkongkritkan hal yang masih abstrak pada benak siswa, sehinga dapat dengan mudah diterima siswa".

Salah satu media pembelajaran dalam memudahkan siswa memahami suatu konsep prinsip-prinsip matematika diperlukan pengalaman melalui benda-benda nyata (konkret), yaitu Media Visual Tiga Dimensi yang dapat digunakan sebagai jembatan siswa untuk berfikir abstrak. 

Pentingnya penggunaan Media Visual Tiga Dimensi, karena pada usia 7-12 tahun berada pada fase operasional konkret (Piaget dalam Ghufron, 2014:19). Penggunaan Media Visual Tiga Dimensi akan mampu menyampaikan materi matematika secara konkret. Apabila konsep dasar sudah dipahami, pastinya akan membantu meningkatkan pemahaman siswa.


Daftar Pustaka :

Depdiknas. 2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah & Aswan. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ghufron, M. N., & Rini R. S. 2014. Gaya belajar kajian teoritik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun