Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Fenomena Anies, Nasdem yang Logis dan Para Oportunis

5 Oktober 2022   20:11 Diperbarui: 5 Oktober 2022   20:15 810 1
Anies oh Anies. Nama ini fenomenal. Fenomenal dalam artian yang sebenarnya. Ia seolah-olah telah menjadi oasis di tengah kekeringan konsep pemikiran para pemimpin di Indonesia, yang sejak 2004 mulai akrab dengan metodologi "pencitraan" dalam memenangkan kontestasi politik.

Jarang sekali mereka yang mampu menunjukan kualitas pemikiran yang konseptual, tindakan yang sistematis, dan target yang terukur. Paling mengandalkan foto sedang nyapu, narik becak, masuk got, ya yang begitu-begitu lah. Anies seolah-olah antitesis dari itu semua. Orang ini seperti memang bekerja dengan otak yang memenuhi standar, dan moral.

Sekarang kita ke Nasdem. Sebelumnya Nasdem terlihat seperti partai kebanyakan. Ya kalau tidak seperti kerajaan, ya seperti perusahaan keluarga. Namun pencalonan Anies sebagai Capres oleh Nasdem, seperti membuat partai ini memiliki identitas baru, di luar stereotipe partai kebanyakan di Indonesia. Mungkin ini langkah tercerdas Nasdem sebagai partai politik sepanjang sejarah berdirinya.

Sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan jelas memiliki semua spotlight yang dibutuhkan untuk "tampil". Namun yang menjadi pembeda gubernur yang satu ini, dia seperti satu-satunya musisi jazz yang tampil di tengah lautan band Punk. Jadi dia mendapat poin pertamanya, be different.

Ada banyak orang yang mendapat kesempatan seperti Anies, tapi gagal di poin pertama itu. Gagal menjadi sesuatu yang berbeda, apalagi menjadi pembeda. Seperti di lapangan hijau, Johan Cruyff, George Best, Platini, Diego Armando Maradona, Zidane, mereka adalah pembeda di tengah lautan para gelandang.

Nasdem sudah mengambil peluangnya. Beberapa partai yang lain mungkin juga tidak ingin ketinggalan memanfaatkan manisnya Anies. Tapi peruntungan yang sebenarnya tentu ada di kotak suara dan penyelenggaranya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun