Mohon tunggu...
KOMENTAR
Vox Pop

Melihat Konflik Prajurit TNI dengan Effendi Simbolon

13 September 2022   20:34 Diperbarui: 13 September 2022   20:44 233 3
Belum lama ini ucapan salah seorang legislator di DPR RI mengenai isu keretakan di tubuh TNI, yang diikuti dengan beberapa kalimat yang mungkin "kurang pas". Konon kabarnya ada kalimat yang menggunakan kata "gerombolan". Persoalan ini kemudian menggelinding bagai bola salju. Prajurit TNI mulai dari Kopral sampai Jenderal turut mengkritik jika tidak bisa dikatakan mengecam kalimat itu.

Mari kita coba mulai dari isu keretakan Panglima TNI dan KSAD. Seperti yang disampaikan oleh beliau juga, isu-isu disharmoni di antara para petinggi TNI itu bukan hal baru. Bahkan beliau juga memberikan beberapa contoh di kepemimpinan beberapa tahun terakhir. Artinya beliau sendiri tahu, bahwa kondisi semacam itu adalah sesuatu yang lumrah.

Bahkan jika ingin ditarik lebih jauh lagi, perbedaan pendapat atau disharmoni pimpinan TNI itu juga sudah terjadi pada masa puluhan tahun silam. Jenderal Yani dengan Jenderal Nasution misalnya. Jenderal Yani dengan Jenderal Jenderal Soeharto. Jenderal Soemitro dengan Jenderal Ali Moertopo. Jenderal Jusuf dengan Jenderal Benny Moerdani. Dan mungkin ada beberapa lagi yang tidak terlalu menonjol.

Artinya kondisi semacam itu adalah kondisi yang wajar. Dan kondisi itu sejatinya tidak di TNI saja. Namun memakai kondisi itu untuk menyatakan TNI tidak solid, rasanya itu terlalu prematur.

TNI memiliki ikatan yang berbeda dengan profesi-profesi lain. Para prajurit ini memiliki ikatan yang lebih kuat. Karena ikatan di antara mereka itu nyawa. Hidup dan mati. Bukan ikatan seperti yang ada di para politisi, yang berupa deal-dealan politik yang bisa direvisi kapan saja. Juga bukan ikatan di kalangan para pengusaha dengan deal-dealan bisnis yang bisa diganti kapan saja.

Ikatan para prajurit itu adalah deal-dealan yang tidak bisa direvisi. Mati ya mati, hidup ya hidup. Dan mayoritas mereka melakukan ikatan itu dengan sukarela. Bukan karena pangkat atau jabatan, bahkan duit. Jadi bisa dibayangkan soliditas mereka.

Silahkan ingat lagi kasus Lapas Cebongan. Mereka menghabisi 4 orang yang melakukan pengeroyokan kepada seorang prajurit, kenapa ? Karena mereka merasa berhutang nyawa kepada korban. Karena merasa ikatan mereka dirusak, diputus dan dilecehkan. "Hanya" karena itu. Bukan untuk uang, jabatan dan pangkat.

Selanjutnya juga perlu kita bahas dari sudut pandang seorang legislator. Tidak ada yang salah sebenarnya dengan pembicaraannya. Bahkan menurut saya bagus. Karena seorang legislator memang tugasnya berbicara. Hanya saja mungkin penggunaan diksi yang kurang tepat sehingga persoalan ini menggelinding.

Berikutnya yang mungkin kurang tepat adalah tema pembahasannya. Mungkin hal-hal yang disampaikan ketika itu akan jauh lebih baik diutarakan dalam keadaan tertutup dan lebih privat. Karena beberapanya memuat hal-hal yang bersifat pribadi dan sensitif.

Namun semoga tidak perlu dipermasalahkan lebih lanjut, karena saya pribadi meyakini, walaupun dengan peran yang berbeda, kedua belah pihak memiliki niat dan tujuan yang baik bagi TNI itu sendiri dan Republik Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun