Mohon tunggu...
KOMENTAR
Hukum Pilihan

Pembangunan Daerah dan Kepahlawanan

15 November 2022   18:07 Diperbarui: 15 November 2022   18:13 71 2
Membahas Hari Pahlawan 10 November tentunya tidak bisa dilepaskan dari peristiwa di Surabaya pada tahun 1945 silam dimana pada hari itu, Brigadir Jenderal Mallaby (Panglima Tentara Sekutu) tewas dan memicu pertempuran sengit antara pejuang kemerdekaan RI melawan tentara musuh Sekutu yang berniat kembali menguasai bayi Republik Indonesia yang baru saja memproklamasikan kemerdekaannya.

Tentunya, pembahasan peristiwa 10 November itu sangat dekat soal aksi patriotik yang terjadi di Surabaya tersebut, namun juga sebuah itu adalah awal rangkaian peristiwa dimana untuk pertama kali dalam sejarah Republik Indonesia berdiri, para pejuang kemerdekaan Indonesia melakukan perlawanan menyeluruh kepada pihak musuh. Kita sadar bahwa perjalanan panjang sejarah Bangsa Indonesia ini terlalu banyak untuk diceritakan dan menyita waktu.

Untuk skala Sumatera Barat, kepahlawanan sendiri adalah sebuah catatan sejarah panjang yang sangat lekat untuk dibahas. Kementerian Sosial Republik Indonesia sejauh ini telah menetapkan dua puluh nama Pahlawan Nasional yang berasal dari Sumatera Barat antara lain Proklamator Mohammad Hatta hingga yang terakhir adalah Mantan Perdana Menteri Mohammad Natsir serta Buya Haji Abdul Karim Malik Amarullah yang biasa dikenal dengan nama Buya Hamka.

Nama nama Pahlawan dari Sumatera Barat itu kemudian diabadikan juga menjadi nama jalan jalan Protokol di berbagai daerah. Di Ibukota Jakarta misalnya, nama Imam Bonjol, Sutan Syahrir, Agus Salim, Mohammad Yamin dan Rangkayo Rasuna Said menjadi jalan yang hampir setiap waktu disebut karena menjadi jalan utama di Ibukota. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun