Sebelumnya, saya membaca di beberapa berita online termasuk Kompas dan Antara_news yang menceritakan tentang Cuka Kayu yang digunakan oleh Badan Litbang & Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (BLI KLHK) sebagai bahan desinfektan. Karena tertarik saya langsung menanyakan pada salah seorang peneliti disana yang saya kenal.
Dr. Ratih Damayanti adalah Peneliti di BLI KLHK. Sebelumnya saya mengenalnya karena pernah melihat paparannya tentang Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO) di Laboratorium Hasil Hutan di Bogor.
Dari penelitian awal yang dilakukan oleh Tim Peneliti, dapat disimpulkan bahwa di udara yang mengandung jamur, ternyata cuka kayu, cuka bambu dan etanol 70% mampu menghambat pertumbuhan jamur. Kontaminasi oleh bakteri diperoleh dari mikroorganisme yang terdapat di telapak tangan, dimana cuka kayu dan cuka bambu dalam konsentrasi 1% memiliki kemampuan lebih baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri dibandingkan Etanol 70%, terlebih bila dibandingkan salep komersil.
Ini menunjukkan bahwa cuka kayu dan cuka bambu yang diproduksi BLI KLHK layak dijadikan sebagai desinfektan.