Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Sepasang Sepatu dan Kaus Kaki

10 Januari 2020   16:10 Diperbarui: 10 Januari 2020   18:44 825 44
Aku tidak pernah lupa
Aroma perjalanan
Yang panjang itu, Lis.
Meski memang tidak banyak
yang dapat kutawarkan,
Karena keterbatasan ini
Hanya membawa kita ke jalan
yang tidak menembus
Ke mana-mana.

Pagi yang berembun
di dekat stasiun kereta api,
Panas yang terik
di samping
Ibu-ibu cerewet depan halte,
Hujan yang kuyup
di teras ruko toko kelontong
yang bangkrut.
Aku selalu membayangkan
Seseorang mengajak kita
Bepergian di banyak waktu
dan ke banyak tempat
Sebagai dua pasang benda kesukaan.

Sepasang sepatu baik yang
tidak pernah cukup mahal
Untuk bisa melindungi
Kaus kaki.
Melengkapi seseorang memang
hampir membuatku merasa
Selalu putus asa
Tapi dengan begini,
aku bisa merasa lebih dekat
denganmu.

Aku selalu menyukai
Jika kita berjalan searah,
Menjadi searoma setelah dipakai
Berlama-lama.
Sama-sama lembab atau basah.
Meski kadang-kadang terlalu jauh,
Dan pernah tidak dikenakan
Sama sekali.

Kerikil-kerikil kecil
Di jalanan berbatu tidak akan
Cukup untuk menyakitimu,
Debu-debu di tanah berpasir,
Atau aspal panas di bulan Agustus
Juga tidak pernah bisa
Mengotori, dan menambah kecemasanmu, kan, Lis?

Sebagai sepasang sepatu yang baik
Aku tidak pernah lupa.
Seperti aku mengingatmu,
Aku ingin kau juga mengenangku.

Entah ingatan tentang
Sepatu dan kaus kaki ini dihapus
Dari kepalaku, Atau
sewaktu kau
Sudah disandingkan
dengan sepasang sepatu yang baru.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun