Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Puisi | Tahun yang Dingin dan Genangan di Matanya

29 November 2019   19:07 Diperbarui: 1 Desember 2019   18:20 229 42
Akan selalu datang tahun-tahun
yang dingin
hujan yang tidak mengenal hari
selain lebih dekat
pada bulan desember.
ia juga tidak tahu kenapa.

Angin membasuh wajahnya
sampai ia tercenung.
dan cahaya sore jatuh
di depan teras
seperti redup lampion
dalam sebuah ruang
yang membuat perasaannya
tumbuh.
meraung.
meriang.

Ia mengingat kekasihnya
sampai hujan turun
menjadi lebih lebat
dari yang bisa ia perkirakan.
lalu melompat ia kegirangan
di halaman
dan memeluk segala
yang tidak mungkin bisa singgah
di lengannya.

Wajahnya disapu hujan,
tiada lagi kesedihan.
siapa pun yang melihat
barangkali akan berpikir demikian.
padahal segalanya hanya
menjadi samar,
karena kekasihnya lahir
dari rahim seorang perempuan
namun lebih memilih menyaksikan
dirinya di antara awan.
sampai gugur
dan basah.

dan kadang-kadang ia benci
apabila harus menghitung,
sebelum hujan reda,
dari satu hingga lima;
sampai hilang semuanya
kecuali kekasihnya
yang berpindah menjadi genangan
di matanya.

2019

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun