Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Apa yang Bisa Kau Pelajari dari Cinta Pertama

19 November 2019   13:39 Diperbarui: 19 November 2019   16:11 205 48
Ibu bilang aku akan baik-baik saja.
Setelah kukatakan padanya,
dari sela-sela rusukku seperti tumbuh perasaan
sakit dan panas.
Tapi aku tidak menemukan luka,
tidak juga benda sekecil jarum
menusuk dadaku.

Ibu bilang aku patah hati.
Lalu aku bertanya kembali,
"Apakah aku pernah jatuh cinta?"
Aku anak perempuan empat belas tahun
yang tidak mengerti apa-apa.
Selain rasa sakit saat menstruasi.

Ibu berkata bahwa ia bisa melihat seluruh luka
dalam mataku, pada sepiring nasi
yang tidak habis kumakan,
dan pintu yang selalu aku tatap seolah-olah akan ada seseorang yang datang.

Kata ibu, aku telah bertemu sosok malaikat.
Seseorang yang mengajariku
untuk menerima diri sendiri
sebelum aku menuntut keberadaan
orang lain.
Seseorang yang membuatku
belajar terbiasa untuk menggunakan bedak, memilih warna gincu,
atau aroma parfum
yang cocok untuk tubuhku.

Ibu mengangguk ketika aku bertanya
apakah ia juga pernah bertemu
malaikatnya.
Menurutnya, malaikat itu bahkan
pernah membunuhnya beberapa kali.

Aku meneruskan dengan nada penasaran.

Ibu menunjuk foto ayah
sebelum sampai pada satu kesimpulan;
bahwa cinta pertama adalah malaikat, sekaligus bagian tubuh yang akan selalu ia bawa melangkah kemana-mana.
Yang tidak pernah pergi.
Melainkan hanya menjelma sesuatu yang abstrak.
Hingga terkadang hanya bisa disentuh dengan ingatan.

Kata-kata ibu terbata-bata.
Ia menyapu sesuatu
yang bersarang di mataku.
Dan mengulangi kalimat yang sama: Aku akan baik-baik saja.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun