Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Blogger Dulu, Kini, dan Nanti

27 Oktober 2022   19:48 Diperbarui: 27 Oktober 2022   19:55 213 7

Judul diatas adalah judul  untuk acara Opini Komunitas yang diadakan oleh Kompasiana, sehubungan untuk  memperingati Hari Blogger Nasional 2022 yang jattuh pada hari  ini. Sebagai moderator dipegang oleh Widha Karina, dengan menghadirkan tiga narasumber Awardah Fajri, pendiri Bloggercrony, Rly Nurul, pengurus KEB (Komunitas Emak-Emak Blogger) dan Ang Thek Kun, dari K-Jog Jogjakarta. Acara ini diselenggarakan melalui kanal zoom, namun dapat diikuti juga oleh sosial media yang dimiliki oleh Kompasiana, seperti YouTube atau FaceBook.

Acara yang diagendakan berlangsung 90 menit ini, ternyata molor hingga 2 jam lebih.Paparan Dan diskuai yang disampaikan oleh narasumber sangat berbobot hingga membuat seluruh peserta tak merasakan waktu telah habis. Setelah ketiga narasumber memperkenalkan diri Dan latar belakangnya masing- masing-, diskuai makin mengarah pada eksistensi blogger. Apakah profesi blogger masih ada. Karena kini setiap blogger dituntut untuk juga memiliki kemampuan sosial media, dari mulai Facebook, Twitter, Instagram, Tik Tok, Reels,  hingga YouTube bahkan aplikasi pendukungnya seperti Canva, tidak melulu hanya menulis.

Menurut nara sumber, blogger masa lalu yang lebih mengkhususkan diri pada text, masih eksis. Hanya saja perkembangan teknologi menuntut blogger harus juga mengerti dan menguasai sosial media lainnya.Bukan berarti mengingkari marwahnya, namun dimanfaatkan sebagai penunjang. Karena menurut Khun, seorang blogger handal, pasti akan menjadi vlogger yang handal juga, karena dia mengetahui sistematika sebuah konten.

Ely menambahkan bahwa blogger masih eksis. Meski generasi sekarang lebih menyukai konten dengan video karena lebih hidup dan lebih menarik, namun orang toh tetap memerlukan konten text, terbukti masih sering dipergunakannya mesin pencati.

Wardah Fajri mengakui bahwa sebagai blogger, dia perlu juga mengusai sosial media lainnya. Dia mengakui selain menulis melalui blog, juga bisa menggunakan Twitter dan Instagram, juga sedikit YouTube. Bahkan dia mengakui tidak pernah menggunakan Tik Tok. Wardah nenggaris bawahi bahwa dengan mengerti semuanya, akhirnya kita akan terbentuk menjadi ahli pada bidang tertentu. Apakah tetap menjadi blogger dengan text, atau  menjadi YouTuber melalui YouTube. Jadi, diri kita sendiri yang mengetahui kita lebih menguasai atau memiliki passion dimana.

Kun menambahkan bahwa dengan memahami teknologi baru, kita seakan membuat jaring laba-laba. Setelah menulis melalui blog, kita dapat nemasarkan tulisan kita melalui sosial media agar memiliki keterbacaan lebih luas, yang akan membentuk portofolio kita. Kita akan menjadi lebih dikenal, dan pihak pemanfaat jasa kita (industri) pelan-pelan akan menaikkan tingkat rate kita.

Sementara Ely menceritakan kebijakan KEB yang menentukan fee tertentu, bila terlalu rendah akan ditolak karena tidak sesuai dengan kriteria komunitas.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun