Mohon tunggu...
KOMENTAR
Trip Pilihan

Kisah dan Harapan Nelayan Desa Jala

22 November 2021   21:49 Diperbarui: 22 November 2021   22:03 314 2
LANGIT sore di Desa Jala, 21 November 2021 tampak cerah. Walaupun sempat mendung, tapi langit enggang menangis untuk membasahi semesta. Belakangan hujan memang sering datang mengguyur, bahkan beberapa desa di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat tenggelam karena di rendam banjir. Dan bahkan itu menjadi kekhawatiran bagi sebagian masyarakat yang menetap di bantaran sungai.

Kadang hal serupa terjadi di desa pesisir teluk Cempi ini. Sungai di utara kampung, kadang meluap dan menggenangi puluhan rumah. Namun bersyukur hal itu tidak menjadi langganan setiap tahun. Hujan yang biasanya menjadi berkah kadang menjadi bencana bagi sebagian orang. Tentu semesta tak bisa disalahkan, karena bisa jadi ada tangan-tangan manusia yang ikut memberi dampak pada rusaknya tatanan alam.

Walau pun sudah masuk musim penghujan, nelayan masih melaut. Melepas jaring lalu memungut rupiah hasil penjualan ikan dari tangkapan semalam. Laut cukup tenang, ombak belum mengamuk, angin belum mengkhawatirkan saat berlayar. Semuanya cukup harmoni bersama semesta.

Di sore ini, saya bersua nelayan yang sedang sibuk mengatur jaring di perahunya. Air surut selemparan batu orang dewasa. Beberapa perahu dibiarkan berbaring di hamparan bebatuan. Menunggu air pasang agar kembali diterpa ombak. Jangkar terlihat di antara bebatuan dengan tali pengikat ke bagian perahu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun