Saya mengenalnya tahun 2011 silam, ketika menjadi staf mengajar di salah satu kampus swasta di kota kabupaten. Sama seperti kebanyakan orang yang baru mengenalnya, ketika mendengar panggilan dengan sebutan Ompu, maka sejurus kemudian akan terbesit di benak, bahwa yang dipanggil adalah orang sudah sesepuh. Ternyata tidak demikian adanya. Ompu Moi masih berjarak dengan nama yang melekat padanya. Dirinya masih cukup muda untuk disebut tua, dan sudah tua jika disebut terlalu muda. Ompu Moi ada ditengah keduanya.
Di kampus, Ompu Moi familiar di kalangan para dosen, terlebih mahasiswanya. Orangnya cepat berbaur dengan siapa pun tanpa pernah membedakan status sosial seseorang. Mungkin inilah salah satu faktor kenapa dirinya mudah di terima oleh banyak kalangan. Saya sendiri mengagumi karakternya yang demikian. Karena Ompu Moi, cepat beradaptasi dalam kondisi apa pun, dan di mana pun dirinya berada.