Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary

Diary: JNE, Are My Best

29 Januari 2022   21:29 Diperbarui: 29 Januari 2022   21:38 135 3
Diary  |  JNE, You Are My Best

Soetiyastoko

Dulu, saat kuliah, ayahku selalu mengirimkan uang untukku, lewat Titipan Kilat JNE. Uangnya ditutupi karbon bekas ketikan, lalu dimasukan kedalam amplop putih panjang. Ayah-ku menyebutnya amplop kabinet.

Aku tidak tahu asal muasalnya, mengapa amplop yang seperti itu, disebut begitu.

Ketika anak-anakku masih SD, anak penengahku juga mengajukan pertanyaan seperti itu. Tapi buntut pertanyaannya ditambah  kalimat,
"....., ayah, mungkinkah karena awalnya yang pakai amplop itu, suratnya para mentri, yaa, 'yah ?" , aku mengangguk, mengiyakan. Walau dalam hati tidak yakin.

Tapi bukankah para menteri-pembantu-nya presiden, dikoran-koran, ditulis sebagai "kabinet". Yaa, para pembantu itu presiden disebut kabinet.

***

Amplop kabinet berisi uang itu, hampir selalu datang ditanggal yang sama. Tanggal 10.

Pesan ibuku yang selalu disampaikan, "Anakku yang pinter, kuliah-lah yang bener. Atur penggunaan uang yang dikirim ayahmu, sebelum tanggal 15 bulan berikutnya, harus masih ada untuk makan".

Aku mengerti, jangan sampai aku tidak makan, karena kehabisan uang. Termasuk antisipasi, kalau-kalau kiriman ayah-ku, terlambat datang.

Seperti pernah terjadi, sebelumnya. Saat menggunakan jasa kantor pos. Surat Kilat Khusus, yang dikirim tanpa ditempeli perangko. Cukup dipalu pakai cap kantor pos. Bunyinya "Tek-dok, tek-dok, tek-dok, ..."

Pak Pos yang biasa datang mengantarkannya, naik sepeda motor bermerk dengan kode huruf A, tewas tertabrak sedan yang remnya tiba-tiba blong.

Beritanya muncul dikoran lokal. Aku kehilangan sapaan ramah dari Pak Pos yang riang itu. Selain kiriman dari ayahku raib, mungkin terikut amplop-amplop yang terserak dan beterbangan.

Kehabisan uang, aku terpaksa malu-malu pun, ngutang di warung. Makan pagi dan makan malam, dicatat dibuku panjang. Sama dengan buku panjang, catatan tanda terima surat kilat khusus, yang dibawa pak pos itu.

Musibahnya itu, ternyata jadi musibah juga untuk-ku dan dua temanku. Uang kiriman jatah hidup kami tidak datang. Amplop kabinet itu, entah kemana pergi terbangnya.

Ayah-ku terpaksa mengirim lagi. Kali ini tidak pakai jasa Kilat Khusus. Tetapi pakai Tiki-JNE. Sampai aku selesai kuliah dan kerja.

Namun, disaat-saat terakhir, nama jasa kurir itu tinggal "JNE" saja. Kata "Tiki" -nya, hilang.

***

Saat aku mulai terima gaji, aku amat gembira. Bisa mengirimi uang kepada ibu-ku. Aku gunakan ekpedisi yang sudah bertahun, jadi langganan ayahku.

Kukirim uang kontan itu lewat JNE. Sama dengan ayahku, kumasukan kedalam amplop kabinet.


Money Remittance

JNE Money Remittance adalah layanan pengiriman uang oleh JNE yang bekerjasama dengan perusahaan kelas dunia bidang pengiriman uang, Western Union.

Layanan baru ini, menghentikan kebiasaan-ku kirim uang dengan memasukan-nya, kedalam amplop kabinet. Terganti  cara baru, pengiriman uang yang cepat dan aman.

Kalian pasti juga suka kirim uang. Ibu dan bapak-mu tentu senang menerimanya, walau mereka masih punya pendapatan.

Coba, deh, kalian kirim uangnya pakai JNE Money Remittance. Pasti ada sensasi yang berbeda.

Kamu mau kirim 1 juta, untuk ibu-mu lewat JNE Remittance ?! Bagus itu, semoga rejekimu makin banyak.

JNE, you are my best !.

***

JNE31tahun,
JNEMajuIndonesia
#jnecontentcompetition2021


Jalan Mangga Raya, Blog AG, Bumi Puspiptek Asri ceria.  Sabtu 29 Januari 2022, Cucu-cucu datang, riang bermain diruang tengah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun