Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga Pilihan

Eko Yuli Berburu Emas, Bersaing dengan Juara Dunia Cina

24 Juli 2021   19:52 Diperbarui: 24 Juli 2021   21:35 307 6
Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan akan tampil, Minggu (25/7). Dia akan bersaing dengan lifter Cina, Li Fa Bin.

Kelas 61kg ini terbilang paling bergengsi di cabang olahraga angkat besi Olimpiade Tokyo 2020. Bahkan bisa dibilang kelas neraka. Karena Eko Yuli dan Li Fa Bin berstatus juara dunia.

Semua mata tentu akan terpanah ke International Forum Tokyo, Minggu, 25 Juli 2021. Siapa lebih kuat?

Eko Yuli Irawan juara pada Kejuaraan Dunia di Turkmenistan 2018. Li Fa Bin  juara pada Kejuaraan Angkat Besi Dunia di Pattaya, Thailand 2019.

Dari starting list yang dikutip situs olympic tokyo 2020, Eko Yuli Irawan menempati peringkat teratas dengan total angkatan 315kg. Saingan terdekatnya, Li Fa Bin dari China yang memiliki total angkatan 310kg.

Disusul Shota Mishvelidze (Georgia) 305kg, Seraj Abdulrahim M Alsalem (KSA) 303kg. Berikutnya, lifter angkat besi tuan rumah, Yoichi Itokazu dan Son Igor (Kazakhstan) yang masing-masing total angkatan 300kg.

Dari Starting List itu sudah membuka peluang Eko untuk bisa menjadi yang terbaik. Tetapi, itu butuh perjuangan keras untuk bisa mewujudkannya mengingat lawan yang dihadapi juga punya prestasi yang cukup bagus.

Menghadapi pertempuran itu, Eko Yuli yang merupakan peraih perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 harus fokus akan kemampuan yang diraihnya pada saat latihan pelatnas Olimpiade. Eko Yuli juga harus merasa nyaman saat tampil.

Fokus dan yakin itu menjadi kunci sukses. Fokus bahwa semua yang dilakukannya demi kepentingan Merah Putih sehingga tidak memikirkan hal-hal lain. Dan, yakin akan kemampuannya bisa meraih hasil yang sama seperti saat menjalani latihan pelatnas Olimpiade.

Keberhasilan Windy Cantika meraih perunggu di kelas 49kg tadi pagi boleh jadi akan melecut Eko Yuli. Windy Cantika dinobatkan sebagai peraih medali pertama kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.

Eko Yuli tentu berharap dapat menjadi peraih medali emas pertama di Olimpiade Tokyo. Sejauh ini raihan tertinggi Eko Yuli adalah perak Olimpiade 2016 di kelas 62kg.

Sebelumnya di Olimpiade London 2012, Eko kebagian medali perunggu. Ketika itu Eko total mengangkat barbel sebeart 317kg.

Pun di Olimpiade Beijing 2008. Eko turun di kelas 56kg dengan total angkat 288kg. Olimpiade kali ini boleh jadi yang terakhir buat kariernya.

Melihat capaian terakhir Eko pada Olimpiade Rio De Janeiro 2016 di mana ia ketika itu sukses mendapatkan perak, maka tahun ini atlet berusia 31 tahun tersebut diharapkan bisa menghasilkan emas.

Jika tercapai, sejarah bukan saja untuk Eko secara pribadi. Tetapi juga Indonesia sebagai emas pertama olimpiade di luar cabang bulutangkis. Namun, sejauh mana peluang Eko melihat peta persaingan di Tokyo tahun ini?

Sejauh ini angkat besi selalu menjadi pendamping bulutangkis dalam mendulang medali. Detailnya angkat besi menyumbang 6 medali perak dan 6 perunggu. Sedangkan bulutangkis masih menjadi lumbung prestasi dengan raihan 7 emas, 6 perak dna 6 perunggu.

Dari 14 lifter yang bertarung pesaing terberat Eko datang dari Cina: Li Fa Bin. Saat ini, angkatan total terbaik Eko adalah 317 kilogram atau kurang satu kilogram dari capaian Li Fabin yang diukirnya di kejuaraan dunia 2019.**

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun