Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

Jokowi Pantang Kibarkan Bendera Putih

21 Juli 2021   06:12 Diperbarui: 21 Juli 2021   07:24 1111 14
SAYA bersyukur tinggal di komplek yang guyub. Nilai-nilai sosialnya tinggi. Antarwarga saling peduli. Mereka bicara dengan hati. Bukan basa basi. Terlebih di masa pandemi.

Ketua RT (Rukun Tetangga) di komplek saya sangat peka. Tak kenal lelah. Berbagi informasi kondisi lingkungannya. Hampir setiap hari. Lewat pesan singkat grup WhatsApp warga. Bukan memuji. Fakta begitu yang dilakoni.

Berani mengambil kebijakan. Meski mungkin tidak populis. Bisa jadi tak disukai segelintir orang. "Saya ikut aturan pemerintah. Saya harus berani bersikap. Demi kebaikan kita semua," kata Budi Riyanto, Ketua RT lingkungan saya tinggal.

Dalam bulan Juli ini pemukiman kami masuk zona merah. Banyak warga terkonfirmasi positif covid-19. Hampir tiap hari diinformasikan di grup warga. Termasuk mereka yang sembuh. Pak RT sendiri yang menyampaikannya. Juga diteruskan ke Satgas Kampung Siaga. Seterusnya ...

Warga pun berempati. Saling mendoakan. Bantuan dana dibuka transparan. Nilai nominal maupun pendonasinya. Semua terkumpul di bendahara. Ada juga yang inisitif kolektif pribadi. Menyambangi rumah pasien dengan memberi kebutuhan sembako.

Patut diapresiasi. Warga bantu warga. Semua bergerak sesuai kemampuannya. Ditambah edukasi yang tak henti. Pemakaian masker, jaga jarak, cuci tangan. Pun edukasi isolasi mandiri.

Cara ini mungkin bisa meredam Covid-19 di lingkungan. Alangkah indahnya. Jika kita bisa kembali sedia kala. Izinkan saya memberi hastag #wargabantuwarga, #bersamakitasehat.

Mungkin, berbeda dengan pemukiman mewah. Nun jauh disana. Secara materi, tak berseri uangnya. Penghuninya orang-orang berada. Tapi tak saling sapa. Boleh jadi tak kenal tetangga. Masing-masing sibuk berburu dolar entah kemana.

Rumah sakit sudah penuh. Uang tak lagi berkuasa. Nyawa manusia lebih berharga. Kita harus belajar dari India. Ketika prokes dilonggarkan, Covid-19 merajalela. Ribuan orang mati sia-sia.

Belakangan ini viral bendera putih. Di negeri tetangga, Malaysia. Bendera putih berkibar dimana-mana. Dipicu oleh kegelisahan akibat Covid-19. Bahkan pergerakan bendera hitam dan bendera merah.

Warga berpenghasilan rendah yang mengibarkannya. Di depan rumahnya. Mereka menyebutnya "Kampanye Bendera Putih", atau gerakan #benderaputi (bendera putih).

Mereka menyampaikan kesusahan tentang krisis keuangan yang hadapi di tengah lock down. Malaysia lock down pada 1 Juni. Tujuannya untuk mengendalikan lonjakan infeksi Covid.

Komposer dan penyanyi, Syed Ahmad Syed Abdul Rahman Alhadad meminta orang yang memerlukan bantuan agar tidak segan mengibarkan bendera putih.

"Tidak perlu malu... Kami akan kirim bantuan sembako," kata Ahmad di harian BH Malaysia.

"Kami jiran dan saudara kamu... Kalau kami tidak menolong kalian, siapa lagi?" tuturnya.

Komposer dan penyanyi, Naim Daniel mengambil inisiatif menyediakan 'food bank' di beberapa lokasi di Semenyih.

"Idea ini tercetus secara spontan. Saya mula merancang membeli barang untuk dibagikan kepada mereka yang memerlukan," tuturnya.

Idenya bendera putih agar tetangga dan orang Samaria yang baik dapat memberi bantuan. Di aplikasi SOS yang awalnya bernama aplikasi Bendera Putih. Masyarakat bisa melihat peta Malaysia yang ditandai dengan food bank yang aktif. Ini untuk membantu orang dengan mudah melacak bantuan makanan.

Beberapa nelayan dari Penang juga membantu masyarakat. Mereka memberikan ikan segar kepada keluarga yang membutuhkan.

Ada juga gerakan lain. Kelompok itu bernama Sekretariat Solidaritas Rakyat (SSR). Mereka mendesak masyarakat mengibarkan bendera hitam. Tanda protes terhadap pengelolaan pandemi oleh pemerintah. Kelompok itu menuntut Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mundur agar DPR bersidang untuk mencabut keadaan darurat.

Selain gerakan bendera putih, ada juga gerakan bendera hitam. Simbol ketidakpuasan terhadap pemerintah Malaysia. Secara khusus, gerakan ini menuntut agar Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengundurkan diri.

The New Straits Times melaporkan bahwa polisi sedang menyelidiki kampanye bendera hitam di media sosial "karena diduga mengandung unsur hasutan."

Namun polisi juga mewaspadai pengibaran bendera putih. The Borneo Post melaporkan pekan lalu bahwa delapan keluarga yang tinggal di sebuah rumah di Taman Che Mei di Lido menurunkan bendera putih. Mereka takut dihukum oleh pihak berwenang. Namun, pihak berwenang menyatakan bahwa tidak ada arahan seperti itu yang dikeluarkan.

Menurut sebuah opini yang diterbitkan oleh Malay Mail, ada gerakan lain yang disebut kampanye bendera merah atau #benderamerah. Gerakannya seperti bendera putih. Ditargetkan hanya untuk warga negara Malaysia.

Malaysia bukan yang pertama mengibarkan bendera putih. Tahun lalu, jurnal Social Text mencatat terjadi di negara Amerika Tengah. El Salvador, Guatemala, dan Honduras "bendera putih muncul di seluruh wilayah sosial. Sebagai dakwaan dari sistem politik dan ekonomi yang gagal. Efek utamanya bagi rakyat jelata adalah bertahan dalam kehidupan dehumanisasi, kerawanan, dan marginalisasi.

Bendera putih digunakan sebagai simbol penyerahan diri atau gencatan senjata. Ungkapan 'bendera putih' juga masuk ke kamus Cambridge. Definisinya menunjukkan menerima kekalahan atau tidak berniat menyerang.

Upaya memecah belah rasial dan agama di Malaysia jadi pemicu. Iklim politik di Negeri Jiram lagi panas. Partai Pakatan Harapan yang berkuasa tengah digoyang. Dulu dipimpin Mahatir Muhamad. Kini Muhyidin setelah kudeta.

Apakah Covid-19 di Malaysia lebih parah dari Indonesia? Mari kita bicara data.

Grafik kasus baru di Malaysia hingga hari ini terus meroket. Pada 20 Juli menembus 133.703 active cases. Kasus barunya: 12.366. Tertinggi sejak 1 Januari 2021 yang tercatat 23.433. Malaysia berada di posisi 31 dunia kasus Covid-19.

Indonesia sebenarnya lebih parah. Bulan lalu di posisi 19 dunia. Kini naik menjadi 14 dengan kasus aktif 550.192. Menurut data worldometers.info, kasus baru di Indonesia mencapai 38.325. Itu yang tercatat per Selasa (20/7). Tingkat kematian baru: 1.280 dengan total 76.200.

Ahli falsafah Jerman, Erns Bloch dalam bukunya, From the Principle of Hope to the Theology of Hope, menegaskan rasa lapar adalah naluri bagi setiap manusia. Setiap kita bisa mengalami kematian hanya dengan tidak makan beberapa hari.

Untungnya, Indonesia pantang menyerah. Tidak ada warga yang mengibarkan bendera putih. Termasuk di pemukiman saya tinggal. Kuncinya: warga bantu warga. Meski PPKM Darurat tidak bisa dihindari.

Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk melanjutkan PPKM hingga 25 Juli. Jika tren kasus terus mengalami penurunan, maka 26 Juli 2021, pemerintah akan melakukan pembukaan bertahap.

Pemerintah mengalokasikan tambahan anggaran perlindungan sosial Rp55,21 triliun, berupa: bantuan tunai, bantuan sembako, bantuan kuota internet dan subsidi listrik.

Pemerintah juga memberikan insentif untuk usaha mikro informal sebesar sebesar Rp1,2 juta untuk sekitar 1 juta Usaha Mikro. Pantang kibarkan bendera putih.*

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun