Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Gatotkaca : Yang Punya Pringgadani

23 April 2011   13:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:29 2957 12

Tahukah siapa Gatotkaca…?

Gatutkaca adalah putra dari salah satu tokoh Pandawa yang mempunyai kuku pancanaka yaitu Bima alias werkudara dengan seorang putri dari Negeri raksasa Kerajaan Pringgadani sekaligus penguasa hutan yaituDewi Arimbi.

Gat yang berarti bulat, dan Utkaca yang berarti kepala, nama Gatutkaca diberikan karena kepalanya saat baru dilahirkan bulat seperti kendi (tempat air minum dari tanah liat : Ind.), tersebutlah nama Gatutkaca.

Kejadian-kejadian aneh mengiringi sepanjang kelahiran Si calon manusia setengah raksasa yang bisa terbang tanpa sayap, dan nantinya mendapat julukan “otot kawat tulang besi”.

Antaranya, sudah setahun dari masa kelahiran bayi Gatotkaca yang kala itu bernama Jabang Tutuka, tali pusarnya tak bisa dipotong, sudah berbagai macam alat pemotong digunakan namun tak ada satupun yang berhasil.

Raden Arjuna sebagai paman ikut prihatin dengan keadaan keponakanya memutuskan untuk bersemedi mencari petunjuk Sang Dewata :

Arjuna : “Kakang Bima… aku mohon izin untuk pergi bersemedi memohon petunjuk Sang Batara, agar tali pusat Jabang Tutuka bisa dipotong” arjuna memohon izin ke Bima.

Bima : “Hmmmmmm…. Silahkan adiku…do’aku menyertaimu…”

Arjuna pun berangkat bersemedi, Batara Guru yang mengetahui kejadian itu mengutus Batara Narada untuk turun ke bumi menemui Arjuna dan memberikan Pusaka Kontawijaya untuk memotong tali pusar si jabang tutuka.

Malang, pada saat yang sama Adipatih karna pada saat yang sama juga sedang bertapa mencari pusaka, dengan bantuan ayahnya Batara Surya mendadak langit menjadi gulita, karena sosoknya yang mirip dengan Arjuna Batara Narada pun memberikan Pusaka Kontawijaya pada Karna.

Setelah awan tersibak terlihatlah Karna, Batara Narada segera menyadari kesalahanya dan setelah bertemu Arjuna dia mengatakan kalau ia salah memberikan pusakanya pada Adipati Karna.

Arjuna kemudian mencegat Adipati Karna terjadilah duel sengit dua kesatria memperebutkan pusaka. Nasib mujur, Karna berhasil meloloskan diri membawa Pusaka yang nantinya akan menjadi senjata pembunuh bagi Gatotkaca, sedangkan Arjuna hanya berhasil membawa warangka-nya (Sarung-nya : Ind.).

Namun sarung pusaka kontawijaya yang terbuat dari kayu mastaba pun bisa dipergunakan untuk memotong tali pusar Gatotkaca, hanya saja keajaiban terjadi wadah pusaka itu masuk kedalam perut Si Jabang Gatotkaca, menurut Kresna itu akan menambah kekuatanya.

***

Gatotkaca : Bayi Kesayangan Para Dewa?

Kocap kacarita Si Jabang Putut Tetuka (Gatotkaca Bayi) dipinjam Batara Narada, untuk menghadapi Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket yang kala itu sedang mengobrak-abrik kayangan, karena Niatnya untuk melamar Bidadari Dewi Supraba ditolak oleh Hyang Pramesti Batara Guru, atas perintah rajanya Prabu kalapracona.

Aneh. Semakin patih sekipu menghajarnya bayi Arimbiyatmaja (Nama lain Gatokaca) malah semakin kuat, dengan alasan tidak tega patih sekipu menyerahkan kembali Gatotokaca bayi pada Batara Narada dengan alasan akan kembali melawan Gatotkaca setelah ia dewasa, alas an untuk menutupi rasa malunya karena tidak dapat mengalahkan anak bayi.

Gatotkaca kemudian dijeburkan ke kawah Candradimuka di Gunung Jamurdipa, Para Dewa menaburi Jabang Tetuka dengan berbagai senjata pusaka, alih-alih mati dalam panasnya kawah candradimuka, Jabang tetuka keluar menjadi kesatria dewasa dan semua pusaka yang dilemparkanpara dewa sudah melebur dan bersatu dalam raganya, itulah kenapa Gatotkaca dijuluki “otot kawat tulang besi” karena tubuhnya tak bisa terlukai oleh senjata apapun.

Lalu sesuai janjinya berlangsunglah lagi perang tanding dengan sekipu, tidakberlangsung lama dengan sekali gigit patih sekipu tewas. Para pandawa dan sri kresna yang juga datang ke kahyangan memberi nasihat kepada gatotkaca untuk tidak meneruskan perangai raksasanya, bertarunglah secara kesatria, dalam upacara tolak bala singkat gigi taring gatotkaca dipotong.

Kahyangan bersuka cita, semua Dewa dan Dewi bergembira, Batara narada kemudian meruwat jabang tetuka dan mengganti namanya menjadi Gatotkaca, dan sebagai cinderamata rasa terima kasih Batara Guru atau Sang hyang giri natha, memberikan tiga pusaka :

Pertama Caping Basunanda, yang membuat pemakainya tak bisa kena hujan dan terkena panas, kalau jaman sekarang seperti payung yang multifungsi.

Kedua, Kotang Antrakusuma, bentuknya seperti rompi yang membuat pemiliknya bisa terbang tanpa sayap dan kala malam berkobar-kobar sinarnya saat terbang.

Ketiga, Terompah Padakacarma, ini adalah sepatu yang bisa menetralisir energi negtif, jadi tempat yang angker akan terasa biasa-biasa saja, karena jin dan setan akan lari terbirit-birit melihat sepatu Padakacarma.

Demikianlah Gatotkaca menjadi bayi yang dicintai Para Dewa.

Setelah semuanya selesai gatotkaca bersama ayahnya aden Werkudara alias bima dan keempat pamanya serta Sri Kresna turun ke Bumi. Di bumi gatotkaca menjalani hidup sebagai kesatria, dia sangat mencintai saudara sepupunya Abimanyu anak dari Prabu Arjuna, kemana abimanyu pergi Gatotkaca bak pesawat pengintai terbang diatasnya.

Pada saat pamanya Prabu arjuna mengadakan sayembara yang memperebutkan anaknya Dewi Pregiwa, gatotkaca mengikuti dan berhasil mengalahkan berpuluh kesatria pilih tanding, setelah berhasil mengalahkan Laksmana Mandrakumara yang terhitung masih saudaranya sendiri karena ia anak dari Prabu Duryudana saudara dari pihak kurawa.

Setelah menikah dengan saudara sepupunya sendiri dewi pregiwa, gatotkaca mempunyai anak Sasikirana.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun