Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Dunia Pendidikan Nasional Harus Semakin Ramah

24 Oktober 2021   12:40 Diperbarui: 24 Oktober 2021   12:59 108 2



Setengah abad merasakan bagaimana pendidikan nasional yang diterapkan untuk memajukan kehidupan berbangsa, barulah terasa dan lebih mudah melihat bagaimana sejatinya sistem pendidikan nasional yang tepat yang dipilih untuk dijalankan saat ini.

Sejatinya bagi siapapun warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki niat baik sebagai pendidik di ruang akademik harus tahu, sadar dan paham bahwa niatan itu semata bertujuan untuk kepentingan memajukan kualitas SDM Indonesia. Di mana setiap warga negara, mendapatkan haknya sebagai WNI sesuai UU bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia (pasal 28C ayat 1, UUD 1945). Oleh karena itu sistem pendidikan nasional dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi harus mampu mewujudkan terciptanya SDM yang kritis untuk memunculkan minat dalam mengembangkan keingintahuan secara terus menerus agar semakin mengenal lingkungan dan tahu menghadapinya, serta  memudahkan dalam mengeksplorasi keinginantahuan yang disukai untuk mendapatkan solusi terbaik.

Ini sebagai dasar agar kualitas SDM bangsa lebih mandiri, menghadirkan beragam inovasi yang memudahkan lingkungan kehidupan untuk maju. Sebagai pengajar tentunya memiliki tanggung jawab moral besar dalam mendidik para pelajar secara baik, karena aktivitas belajar di sekolah mengambil lebih banyak waktu setiap pelajar dari keseluruhan aktivitasnya. Bagaimana para guru menggunakan metode yang tepat bagi setiap pelajar (harus mengenal karakter setiap anak didik) agar mereka mudah mencerna pelajaran yang disampaikan serta menumbuhkan minat keingintahuan yang lebih besar dalam mengembangkan diri.

Hal tepat yang dapat dijalankan oleh pengajar selain tidak menganggap diri sebagai "penguasa" dan menempatkan pelajar sebagai yang "dikuasai", justru para pelajar adalah sasaran utama (user) dari konteks pendidikan untuk dibentuk sebagai manusia yang berpengetahuan namun tetap kedepankan norma-norma dalam kehidupan. Dengan  belajar secara persuasif dua arah, maka pelajar tidak semata mendengar tapi saat ingin bertanya juga diperbolehkan. Sebab ruh dari pendidikan adalah munculnya pertanyaan dari para pelajar yang diindikasikan bahwa mereka mengikuti pelajaran dengan baik. Ini yang justru sering diabaikan oleh para pengajar karena dianggap yang bertanya telah mengganggu proses belajar.

Jika ruang ini dibukakan dengan longgar dan menjadi pola atau metode mengajar yang stabil dan berkelanjutan dalam sebuah sistem pembelajaran maka akan memunculkan karakter pelajar yang kritis dan peduli. Dengan demikian pikiran dapat berkembang luas, membentuk karakter yang kuat untuk  mengetahui lebih banyak hal yang ingin diketahui, sejatinya itu fungsi utama dari adanya ruang pendidikan dasar bagi pelajar otomatis menghasilkan SDM unggul di masa depan. Jika pola ini dijalankan sejak lama maka SDM anak bangsa saat ini cenderung unggul dan memiliki perilaku baik, dengan keingintahuan lebih besar mencari jawaban dari keingintahuan tersebut dan tidak menghabiskan waktu sia-sia seperti saling membenturkan pendapat yang berbeda di ruang publik dan memicu ricuh.

Masih teringat dan terbayang di pikiran, saat mengikuti pendidikan sekolah di SMP akibat tidak bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik justru kita mendapat hukuman berupa kekerasan fisik dan verbal, sejatinya dapat dijelaskan agar murid semakin mengerti dan paham. Akhirnya kejadian-kejadian seperti Itu membawa traumatis bagi pelajar hingga dewasa dan tercermin saat ini begitu lambat negara maju akibat cara mendidik bagi pelajar yang jauh dari ramah di masa dulu.

Jika setiap pelajar yang bertanya langsung dilemahkan oleh pengajar, membuat pelajar takut bertanya karena bertanya dianggap melakukan kesalahan dan mendapat hukuman. Dampaknya output SDM yang diharapkan tidak sesuai, justru membentuk karakter abai dengan dunia pendidikan.

Sebagai pribadi,  alangkah senangnya sebagai pengajar jika ada anak yang kritis dan mau bertanya, itu ciri anak berani untuk maju patut dijaga hatinya dan dihargai kekritisannya, hal-hal begitu juga yang membuat sebagai pengajar jadi ikut berpikir dan belajar tentang sejauh mana pikir para pelajar memahami pelajaran hingga mereka bisa menjangkau dan mengembangkannya,  sebagai pengajar wajib mengarahkan pada alurnya.

Ini sejatinya cikal bakal dunia pendidikan nasional, harus semakin ramah bagi pelajar hingga ke perguruan tinggi. Banyak pilihan lain yang bisa diterapkan selama tidak melanggar aturan pendidikan seperti perlu sekali-sekali agar tidak bosan, misalnya setiap hari jumat sehabis giat olahraga bersama dapat melanjutkan giat belajar di ruang terbuka untuk merasakan suasana baru yang berbeda, justru menambah gairah belajar bagi para pelajar. Karena kata kuncinya selain materi pelajaran tersampaikan juga untuk menumbuhkan gairah dan semangat belajar terus tinggi.

Di sisi lain pentingnya mengenalkan bagaimana lingkungan kehidupan di luar ruang pendidikan sebagai upaya pengajar menghargai para pelajar dalam lingkungan kehidupan sehari-hari, setiap pelajar dipersilahkan untuk memiliki idola sebagai panutan apakah sebagai pemimpin dunia, pemimpin negeri, para tokoh yang menginspirasi bahkan artis pun tidak salah dijadikan idola jika dapat membangkitkan minat pelajar untuk berkembang selain tentu ada figur kedua orangtua yang juga bisa dijadikan idola, semua itu dengan pendampingan yang baik dari pengajar terhadap para pelajar.

Pendidikan Indonesia sejak saat ini harus bisa menghasilkan kualitas SDM yang dibutuhkan, dengan membuka pikiran setiap pelajar secara luas maka mudah berkembang dan mandiri, jika pun tidak selalu dalam ruang akademik sebagai sang juara kelas tetapi juga di luar dengan menghadapi kehidupan nyata, dapat mengeksplorasi hal-hal yang disukai (di area ini peran orangtua sangat besar untuk membimbing dan mengawasi). Selanjutnya jika dihadapkan dalam situasi yang berbeda (tidak normal) seperti saat ini sedang dalam siatuasi pandemi wabah Corona, mereka tetap memiliki semangat belajar tinggi karena sudah terbangun karakter minat keingintahuan yang besar, tidak berhenti belajar walau  proses pendidikan dilakukan secara virtual, karena spirit itu sudah muncul kuat dari dalam diri tapi bukan paksaan dari luar diri mereka.

Semoga situasi berat akibat virus Covid-19 ini dapat menyadarkan kita semua untuk bangkit bukan semata  pada kebutuhan kesehatan, ekonomi tetapi terpenting adalah pola belajar mengajar yang baik bagi setiap insan untuk memperoleh keindahan kealamiahan dalam pendidikan. Dengan pendidikan yang semakin ramah dapat meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa lebih berkeadaban dan kuat selamanya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun