Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Tertutup Satu Pintu Surga

12 September 2022   15:37 Diperbarui: 12 September 2022   15:39 527 2
Tertutup Satu Pintu Surga

"Orangtua adalah pintu surga yang paling tengah. Terserah kamu, hendak kamu telantarkan dia, atau kamu hendak menjaganya." (HR Tirmidzi).

Cerita pendek dari enam bersaudara, semenjak si ayah sakit. Keenam bersaudara berbakti dengan caranya masing-masing, sesuai kemampuan dan dari kesemuanya tidak ada yang terbebani.

Ada yang bertugas menjaga si ayah bergiliran, ada pula yang bertugas cover biaya administrasi rumah sakit. Keikhlasan serta kekompakan karena kesadaran diri masing-masing anak, semuanya hanya berbakti kepada orangtuanya.

Kakak pertama tidak pernah berhenti memberikan support dan dana, sesekali pulang menjenguk si ayah yang sedang terbaring lemah di rumah sakit. Jangan ditanya berapa duit yang dikeluarkan saudara tertua, sangatlah banyak!

Semua adalah inisiatif dari dirinya sendiri, tujuannya adalah memuliakan orangtuanya. Satu alasan itu saja sudah cukup, tidak perlu alasan-alasan lain. Bukankah berbakti kepada orangtua adalah ladang pahala!

Anak nomor dua pun sama, meski berbakti dengan cara sederhana. Seperti memotong kuku si ayah atau hanya sekedar menemani makan di kala libur. Jika ada daging dipotongnya kecil-kecil, sesekali mengajak ngobrol ayahnya, bertanya perkara-perkara masa mudanya si ayah.

Penuh kebanggaan bagaimana si ayah menceritakan dirinya, sebagai satu-satunya anak laki-laki dari sembilan bersaudara. Semua terlihat jelas ketika saudara-saudara perempuannya memperlakukannya dengan sangat baik.

Tidak sedikit cerita-cerita kebaikan dan heroik dari adek-adek perempuan si ayah. Mereka menganggap sebagai pelindung dan panutan bahkan sampai sepeninggalnya, semua membekas kuat dalam setiap cerita-cerita dari saudara-saudaranya yang saling berkaitan menambahkan seperti sebuah pengingat.

Dalam pikiranku sempat ada sebuah pertanyaan, bagaimana si ayah ini diperlakukan sangat mulia oleh adek-adeknya dan anak-anaknya. Adab dan ilmu yang diajarkan dari para pendahulunya, bagaimana memperlakukan orangtua dan bersikap.

Pantas saja anak-anaknya penuh kesabaran, keikhlasan, bahkan tanpa keluhan sedikit pun selalu bersikap baik saat si ayah dalam keadaan sakit dan mungkin ini tentunya buat sebagian orang adalah hal yang merepotkan ketika merawatnya.

Boleh saja, mungkin sebagian banyak orang akan berbicara seharusnya mendahulukan seorang ibu daripada seorang ayah. Tapi apa yang dilakukan anak-anak di ayah sangatlah unik.

Dalam satu dekade mengalami sakit pembengkakan jantung dan ginjal yang tidak berfungsi dengan baik. Anak-anaknya menguatkan si ayah di saat si ayah mulai dan jatuh mentalnya karena merasa tidak bisa apa-apa dan merepotkan semua orang.

Seorang laki-laki tetaplah harus berpikir dan bertindak selayaknya laki-laki. Anak-anaknya melakukan hal unik, jika memberikan uang hanya sedikit kepada ibunya. Dan lebih untuk si ayah.

Alasannya si ayah harus tetap punya kebanggaan kala kondisinya yang sakit-sakitan dan terkadang merasa tidak berguna. Anak-anaknya berpikir satu hal, si ayah sangatlah bangga jika istrinya meminta duit, dan bisa memberikan meski tidak banyak.

Sekarang si ayah yang dari sembilan bersaudara telah dipundhut Gusti Allah, tentu saja adek-adeknya sangat bersedih. Anak-anak di ayah menangis tanpa meratapi kepergiannya, seraya kompak dalam diam saking memandangi satu dan lainnya.

"Satu pintu surga telah tertutup buat kita, ," ucapan salah satu anak memecahkan keheningan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun