Bahwa setiap jiwa punya kotak ruangnya.
Bisik hati dan lidah biasanya berbeda.
Ah. Aku ingin rangkai bunga mimpinya.
Pena bulu terlihat menggoda.
Larik-larik puisi bermain dengan pesona.
Jemariku menari lincah bak ballerina.
Kalimatnya ditata, harmonisasi bersabda.
Anehnya, saat senja mereka bertanya.
Seringai senyum dan kilat mata penuh makna.
"Hei! Sajak-sajak itu kisahmu ya?"
Kelopak mataku berkedip heran. Lantas tertawa.