Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Kata, Rasa, Sandiwara

16 Juni 2021   10:00 Diperbarui: 16 Juni 2021   09:56 193 11
Kau tahu? Kakek tua dihadapanku berkata,
Bahwa setiap jiwa punya kotak ruangnya.
Bisik hati dan lidah biasanya berbeda.
Ah. Aku ingin rangkai bunga mimpinya.

Pena bulu terlihat menggoda.
Larik-larik puisi bermain dengan pesona.
Jemariku menari lincah bak ballerina.
Kalimatnya ditata, harmonisasi bersabda.

Anehnya, saat senja mereka bertanya.
Seringai senyum dan kilat mata penuh makna.
"Hei! Sajak-sajak itu kisahmu ya?"
Kelopak mataku berkedip heran. Lantas tertawa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun