Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Cinta Barcelona... Forever! (Jelang "El Clasico" Jilid I di Nou Camp, 29 November 2009)

28 November 2009   17:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:09 506 0
HARI Minggu ini adalah hari spesial bagi penggemar sepak bola lokal maupun internasional. Di Tanah Air, pendukung Persija Jakarta bakal menyaksikan timnya pertama kali di musim ini tampil di kandang melawan Persebaya Surabaya pada Liga Super Indonesia. Di Inggris, Arsenal menjamu Chelsea dalam derbi London plus derbi "The Big Four". Dan satu lagi yang ditunggu-tunggu banyak penggila sepak bola, duel "El Clasico" Spanyol antara Barcelona dan Real Madrid. Kita sisihkan dulu Liga Super Indonesia dengan Persija yang belum mampu menggelar laga kandangnya (karena penyelenggaraan laga lawan Persebaya itu diambil-alih PT Liga Indonesia) dan derbi London. Kita berpaling ke Barcelona yang, pukul 01.00 Senin dini hari WIB nanti (kabarnya mau disiarkan TV ONE), menjamu Real Madrid. Inilah laga dua klub yang jika para pemain mereka digabung bareng bernilai 1 miliar euro (sekitar Rp 14 triliun)! Bagi Anda yang tidak intens mengikuti Liga Spanyol, mungkin bertanya-tanya: seberapa penting "El Clasico"? Bukankah nilai tetap sama (tiga poin untuk kemenangan dan satu poin untuk hasil seri)? Apakah laga tersebut bakal menjamin pemenangnya menjadi juara Liga Spanyol musim ini? Pernyataan gelandang Barcelona Xavi Hernandez,  yang saya kutip dari situs resmi Barcelona, agaknya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. "Jika Anda kalah dalam "clasico", itu akan memengaruhi Anda," kata Xavi. (http://www.fcbarcelona.com/web/english/noticies/futbol/temporada09-10/11/n091126107998.html) Sedemikian penting laga itu, menurut Associated Press, lebih dari 700 perwakilan media dari 22 negara datang untuk meliputnya. Laga itu juga untuk pertama kali disiarkan di gedung-gedung bioskop seantero Spanyol, menggeser film-film Hollywood atas film-film Eropa lainnya. Diperkirakan akan ada 16.000 penonton ikut menyaksikan laga tersebut di bioskop-bioskop tersebut.   Siapa yang kira-kira bakal memenangi "El Clasico" jilid I kali ini? (Mereka akan bertarung dalam "El Clasico Jilid 2" di Santiago Bernabeu, 11 April 2010) Lionel Messi dan Zlatan Ibrahimovic belum bisa dipastikan tampil karena cedera. Sementara kekuatan Real Madrid utuh, plus bintang termahal di dunia saat ini, Cristiano Ronaldo. Tidak ada alasan bagi suporter dan penggemar Barcelona untuk cemas, meski Messi dan Ibrahimovic belum dipastikan bisa tampil. Penampilan Barcelona saat menggulung juara Italia, Inter Milan, 2-0 di ajang Liga Champions, Selasa lalu, telah menjadi obat penenang dan tonik paling mujarab bagi kubu Barcelona maupun para suporternya. Tanpa Messi dan Ibrahimovic, ternyata bukan masalah besar bagi Barcelona. Saat itu,  Messi dan Ibrahimovic hanya duduk-duduk santai di bangku cadangan tanpa melepaskan jaket tebalnya. Keduanya belum pulih dari cedera, tetapi tetap disiapkan Pelatih Pep Guardiola untuk menjalankan "rencana B" jika skema serangan timnya macet. Guardiola adalah penganut sejati sepak bola menyerang, gaya yang diwarisinya dari pendahulunya atau sang guru, Johan Cruyff.  Ada atau tidak ada Messi dan Ibrahimovic, Guardiola bersikukuh tetap memainkan sepak bola menyerang ciri khas mereka. "Sekalipun kami ambruk, kami akan ambruk dalam keadaan bermain menyerang," tegasnya. Sepak bola menyerang telah menjadi urat nadi, napas, dan ideologi Barcelona. Demi sepak bola menyerang itu, Guardiola tidak takut mengambil risiko dengan sedikit mengubah formasi lini depan timnya. Thierry Henry, yang biasa bermain di sayap kiri, diplot di ujung tombak sebagai target man. Posisinya di sayap kiri ditempati Pedro Rodriguez, pemain berusia 22 tahun, yang baru musim ini diangkat masuk tim utama dari sebelumnya di tim Barcelona B. Jika kita ingat permainan mereka lawan Inter, sejak menit awal hingga akhir, mereka memeragakan penguasaan bola dengan passing ekselen dengan tingkat akurasi 80 persen, gerakan permutasi yang mengecoh, dan kontrol bola yang tanpa cacat. Baru memasuki menit ke-10, permainan itu telah berbuah gol. Berawal dari sepak pojok Xavi Hernandez, bola disundul Henry-kali ini tidak memakai tangan-dan disambut sepakan bek Gerrard Pique. Xavi, seperti biasa, memainkan kontrol dan passing bola kelas wahid serta kemampuan membaca permainan yang tiada duanya. Itu terlihat, misalnya, pada proses gol kedua menit ke-26. Saat ia menerima bola di tepi kotak penalti, orang mungkin menduga, Xavi bakal melepaskan tembakan ke gawang atau menyodori umpan kepada Henry. Namun, ia memilih mengumpan Dani Alves di sayap kanan, yang meneruskan umpan silang kepada Pedro di sayap kiri, penuntas serangan memabukkan itu. "Kita semua hidup di masa sekarang dan Xavi sebenarnya telah berada di masa depan," puji Alves soal kemampuan passing geometris Xavi. "Saya selalu percaya, sepak bola itu untuk pria kecil cerdas seperti saya, Pedro, Xavi, dan (Andres) Iniesta."     Dan, sepanjang babak pertama, Inter tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa berlari tanpa arah. Sebelum turun minum, Xavi, Keita, Busquets, dan Iniesta telah melakukan 153 passing, tiga kali lipat lebih dari yang bisa diperbuat Inter (50 passing). "Hanya Barcelona yang bermain dan mereka bermain bagus. Inter tidak punya level untuk menyamainya. Itu kemenangan yang tidak perlu didiskusikan lagi," kata Mourinho saat itu. "Beberapa tim lain mungkin bisa kalah tiga atau empat gol karena beratnya tekanan psikologis jika Anda berada dalam posisi saat itu."     Dengan kemenangan tersebut, Barcelona seolah telah mencapai titik balik dari penampilan mereka yang kurang meyakinkan di Liga Champions. Setelah seri 0-0 di kandang Inter dan menang 2-0 atas Dynamo, mereka tumbang di kandang 1-2 oleh Rubin Kazan, dan tertahan 0-0 di kandang Rubin. Selain modal berharga untuk lolos ke 16 besar-Barcelona butuh satu poin untuk memastikan lolos saat bertandang ke Kiev, 9 Desember- yang tidak kalah pentingnya kemenangan itu juga bekal "El Barca" sebelum menjalani duel "El-Clasico", Minggu ini.  "Melihat tim bertanding seperti ini, membuat Anda terhormat menjadi pelatih tim ini," ujar Guardiola. Bukan hanya Anda, Coach. Banyak orang juga bangga dan merasa terhormat menjadi penggemar Barcelona. Viva Barcelona... forever!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun