Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Pola Asuh Otoriter, Baik atau Buruk?

20 Oktober 2019   23:33 Diperbarui: 20 Oktober 2019   23:58 166 0
Setiap orangtua memiliki gaya dan pola mengasuh anak-anaknya yang berbeda-beda. Berbicara soal pengasuhan tentunya tidak lepas dari interaksi antara anak dengan orangtuanya. Dari pola asuh yang di terapkan oleh setiap orangtua memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan anak di masa depannya.

Nah hal apa yang harus di lakukan oleh orangtua sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik? Orangtua hendaknya memberi pendampingan yang tepat dan sesuai kepada anak. Kembali lagi karena setiap orangtua mengasuh anaknya dengan pola asuh yang berbeda dan tidak sama dengan orangtua-orangtua lainnya yang berakibat sifat dan karakter yang terbentukpun juga berbeda-beda setiap individu anak.

Rasa kasih sayang dan perhatian yang diberikan orangtua kepada anak merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Di dalam lingkungan keluarga, lebih tepatnya di rumah orangtua adalah seseorang yang paling dekat dengan anak, maka hubungan kedekatan emosional antara orangtua dengan anak merupakan hal yang penting sehingga anak akan merasa bahwa keluarga terutama orangtua adalah hal yang penting baginya.

Perilaku orangtua dalam mengasuh anaknya pun bermacam-macam, salah satunya gaya pengasuhan yang otoriter. Pola asuh ini dapat ditandai dengan orangtua yang cenderung keras dan memaksa anak-anaknya untuk selalu mematuhi dan mengikuti apapun yang diinginkan oleh orangtua, cara mengasuh yang memberi aturan-aturan yang ketat kepada anak sehingga membatasi dan merampas kebebasan anak untuk bertindak atas dasar kemauannya sendiri.

Gaya dan pola asuh model otoriter ini juga lebih memaksakan kehendak dan keinginan orangtua yang tidak bisa di bantah oleh anak, sulit untuk menerima masukan dan memaksakan kehendak dalam sebuah perbedaan yang juga mengandung unsur ancaman dan paksaan pada anak sehingga sulit menemukan kesepakatan antara anak dan orangtua yang disebabkan oleh orangtua yang terlalu percaya diri dan menutup jalan untuk mendiskusikan permasalahan dengan anak.

Biasanya anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter memang terlihat baik-baik saja dan terlihat sama saja dengan anak-anak lainnya, mereka terlihat patuh, sopan dan mudah di atur. Tetapi nyatanya anak-anak tersebut menderita dan merasa tidak bahagia serta merasa memiliki harga diri yang rendah. Hal itu akan berpengaruh ketika anak merasa tidak "dilihat" dan meraka akan beranggapan bahwa mereka tidak berharga.

Gaya pengasuhan otoriter memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memegang kontrol dan memegang kendali penuh pada anak
2. Lebih cenderung sangat disiplin
3. Orangtua cenderung sering menghukum anak dikarenakan kesalahan-kesalahan yang dicari orangtua pada anak
4. Anak tidak boleh membantah dan harus mematuhi peraturan yang di buat orangtua
5. Sering memerintah anak
6. Selalu melarang-larang anak
7. Orangtua yang menentukan sesuatu dan anak hanya sebagai pelaksana saja dan dilarang untuk membantah.

Dampak yang ditimbulkan karena gaya pengasuhan otoriter dapat dilihat sebagai berikut:
1. Anak tidak memiliki pendirian yang kuat dan  mudah terpengaruh oleh orang lain.
2. Anak terlalu patuh, dan tidak berani mengeluarkan pendapatnya sendiri karena takut salah dimata orangtuanya.
3. Anak akan merasa tertekan, dan buruknya sering berbohong khususnya pada orang tuanya sendiri.
4. Sifat anak akan cenderung pesimis dan mudah putus asa.
5. Tidak percaya pada diri sendiri. Karena anak telah terbiasa bertindak harus mendapat persetujuan orang tuanya.

Sebagai orangtua tentunya harus dapat menyesuaikan diri dan mengerti kapan menjadi teman yang baik kepada anak saat bermain dan kapan harus mengawasi anak dari jauh maupun dari dekat dan juga mengerti kapan saatnya memberikan kebebasan dan kepercayaan kepada anak.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun