Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Bentuk Ikhtiar dan Tawakal Covid-19

1 April 2020   18:33 Diperbarui: 2 April 2020   18:46 2654 2
Hari ini kita sebagai Bangsa dan sebagai umat muslim sedang mengalami ujian berat, Pandemi Covid-19 sudah merenggut ratusan nyawa saudara kita.

Sebagai umat muslim, kita meyakini bahwa semua ini adalah kehendak Allah SWT, tidak ada sedikitpun hal didunia tanpa pengaturan-Nya.

Dengan keimanan, kita meyakini bahwa semua ini sudah kehendak-Nya, dengan keimanan pula maka selain berikhtiar mencegah penyebaran virus Covid-19, tawakal kepada-Nya menjadi sebuah keharusan.

"Warga masyarakat jangan mudah panik, tetap ikhtiar, tetap tenang, dan menjaga ketertiban sosial, termasuk berdo'a dan tawakal kepada Allah SWT, agar terhindar dari wabah Covid-19, dan segera ditemukan vaksin atau anti virus serta obat penyembuhnya."

Demikian disampaikan oleh Hj. Nur Nadlifah, S.Ag. MM selaku Anggota DPR RI Dapil IX Jateng ( Brebes-Tegal-Slawi)  dari Fraksi PKB pada saat menyerahkan bantuan Hand sanitizer dan hand soap di Tegal, di Ponpes Ponpes Al Amiriyah Kambangan Lebaksiu Tegal.

Ikhtiar Covid-19

Pemerintah kita terus melakukan ikhtiar untuk menangani pandemi Covid-19, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah, langkah-langkah strategis sudah dilakukan, warga sudah diatur agar tetap dirumah, menerapkan social distancing, dan sering cuci tangan dengan sabun.

Semua ikhtiar itu dilakukan untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid-19 semakin meluas di Negara kita, sehingga rantai penularan dan penyebaran terputus, pandemi Covid-19 segera berakhir.

Sebagai warga, maka ikhtiar kita adalah dengan patuh terhadap apa yang menjadi imbauan dan aturan pemerintah dengan tetap dirumah, menerapkan social distancing dan sering mencuci tangan dengan sabun.

Tawakal Covid-19

Lafal tawakal diambil dari kata wakalah (perwakilan), dikatakan "Seseorang mewakilkan (wakkalahu) urusannya kepada Fulan," artinya menyerahkan seluruh urusan kepadanya dengan penuh kepercayaan tanpa adanya keraguan sedikitpun.

Tawakal merupakan menyandarkan diri hanya kepada yang diwakilkan.

Sebagai contoh dalam kasus persengketaan seorang memberikan kasus perkaranya kepada seseorang (wakil) untuk mengungkapkan kepalsuan lawannya.

Penyerahan ini dilakukan karena orang itu melihat wakilnya memenuhi empat kriteria yaitu paling menguasai masalah, paling mempunyai kekuatan, paling pandai berbicara dan paling memiliki kasih sayang (empati).

Dengan penguasaan masalah mampu membuka tabir kepalsuan lawannya. Dengan kekuatan akan dapat menegakkan kebenaran tanpa ada rasa takut, malu atau pengecut, karena terkadang lawannya akan memperlihatkan wajah merahnya, maka orang yang memiliki kekuatan tidak akan takut, ragu dan mundur.

Dengan pandai berbicara akan mudah mengungkapkan apa yang ada di dalam hati, karena tidak semua orang yang mengetahui aspek-aspek kepalsuan mampu mengungkapkannya dengan lisan.

Dengan kasih sayang dapat mendorongnya untuk membela hak-haknya, sebab kekuatan tidak akan berarti jika tidak ada empati dan perhatian.

Apabila dari empat faktor diatas tidak ada atau ragu dimiliki oleh orang yang diwakili, maka ia tidak akan merasa tenang untuk menyerahkan urusannya dengan orang tersebut, tetapi sebaliknya dia akan ketakutan, khawatir, dan selalu memikirkan cara yang harus dilakukan karena kelemahan yang dimiliki oleh wakilnya.

Perbedaan tingkat kepercayaan seseorang kepada wakilnya sesuai dengan perkiraan kekuatan dan kemampuan wakil tersebut.

Semakin tinggi kepercayaan akan kemampuan wakilnya, semakin tinggi kepercayaan untuk menyerahkan urusannya dan semakin tenang hatinya, yang puncak dari itu akan timbul keyakinan dalam dirinya bahwa urusannya akan diselesaikan dengan baik oleh wakilnya.

Seperti meyerahkan urusan kepada orang tua sendiri, ia mempercayai bahwa orangtuanya sangat sayang kepadanya sehingga dia akan menyelesaikan urusannya dengan baik.

Setelah kita mengetahui gambaran dari tawakal itu, maka terkait musibah Covid-19 yang sedang kita alami ini, mari kita mencoba untuk meyerahkan segala urusan (tawakal) kepada Allah.

Apabila kita meyakini bahwa tidak ada yang melakukan kecuali Allah, dan meyakini akan kemampuan Allah memenuhi kebutuhan hamba-Nya, kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya, dan tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan-Nya, kemampuan yang melebihi kemampuan-Nya, pengetahuan yang melebihi pengetahuan-Nya, kasih sayang melebihi kasih sayang-Nya.

Dengan meyakini itu semua, maka kini saatnya kita menyerahkan seluruh urusan musibah Covid-19 ini kepada Allah tanpa harus menyerahkan kepada selain-Nya.

Karena sesungguhnya tidak ada daya dan upaya kecuali dengan petolongan dari Allah (la hawla walaa quwwata illa billah).

Rori Idrus
KBC-57 Brebes Jawa Tengah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun